CIA membuka pendaftaran baru bagi mereka yang berminat bergabung dengan organisasi besar ini. Setelah melalui penelitian yang super ketat dan berjam-jam wawancara, 2 pria dan seorang wanita berhasil lolos dalam ujian saringan itu.
Dalam ujian akhir, berupa ujian ketaatan penuh, satu persatu diminta untuk memasuki sebuah ruang rahasia, yang dijaga ketat.
Pria pertama memasuki ruang itu dan menjumpai istrinya yang sedang terikat erat, duduk di sebuah kursi. Melalui pengeras suara, dia diminta untuk menghabisi istrinya dengan pistol yang tergeletak diatas meja. Dia menolak lalu pergi keluar.
"Kamu, CIA, benar-benar sinting ! Bagaimana mungkin saya bisa menghabisi nyawa istri saya yang tercinta?" kata pria itu. "Baiklah," sahut agen CIA, "Rupanya Anda bukan orang yang kami cari."
Pria kedua diminta memasuki ruang rahasia itu. Dan disana ada istrinya dan sepucuk pistol yang berisi. Permintaannya juga sama. Dia disuruh menghabisi nyawa istrinya. Dengan nekat, dia coba ambil pistol itu dan mengarahkannya kepada istrinya. Tapi tangannya gemetaran dan airmatanya mengalir dengan deras. Akhirnya pria itu membatalkan niatnya dan mengundurkan diri.
Tinggal satu peserta lagi : sang wanita. Dia diminta memasuki ruang yang sama dan disana duduk sang suaminya tercinta dalam keadaan terikat. Dia diminta menembak suaminya sendiri.
Para agen yang di luar ruang terkejut berat. Pasalnya, mereka mendengar sang wanita menembak hingga 13 kali tembakan secara berurutan. Lalu mereka mendengar teriakan keras, suara benturan di tembok, dan beberapa kali pukulan. Kemudian, hening. Selama beberapa menit.
Akhirnya pintu itu terbuka dan keluarlah sang wanita tadi. Dengan kesal, dia berkata, "Hei kalian semuanya. Mengapa tidak beritahu saya bahwa pistol itu diisi dengan peluru kosong? Jadi, saya terpaksa memukul dia hingga pingsan. Saya benturkan kepalanya di dinding. Saya buka ikatannya dan ambil kursi untuk menggebuknya sampai mati!"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Ujian CIA"
Posting Komentar