Oleh starnet
Disini saya akan meneruskan file yg ada di http://www.jasakom.com/article.aspx?ID=872
yaitu mengenai download video gratis dari youtube.com saat ini sepertinya sudah di patch sama admin nya atau mungkin saya yang kurang beruntung
berikut adalah cara saya :
buka browsermu dan masuk ke youtube.com
cari video kesukaanmu :P
selanjutnya cari, view page info-nya
cara saya adalah:
klik kanan di dekat tombol play video
dan cari view page info
setelah itu cari video_id= bla...bla...bla...
tetapi kebanyakan format nya gambar (.gif ; .jpg atau ; .png)
dan disayangkan file .flv nya udah gak ada xixixixi
mari kita coba source nya
cari file .swf ; .flv atau video_id nya langsung
contoh :
video_id:'AlHoLOfpKwg',l:'173',t:'OEgsToPDskLPRynbiMUpUWxgj0LAgTgW',sk:'hJIWUEDUyAaqUHgH-nP3tAU'};
saya mengeditnya terlebih dahulu di notepad agar tampak lebih mudah :P
=============================== start ========================================
video_id:'AlHoLOfpKwg',l:'173',t:'OEgsToPDskLPRynbiMUpUWxgj0LAgTgW',sk:'hJIWUEDUyAaqUHgH-nP3tAU'};
:' ganti dengan =
', ganti dengan = &
video_id=AlHoLOfpKwg&l=173&t=OEgsToPDskLPRynbiMUpUWxgj0LAgTgW&sk=hJIWUEDUyAaqUHgH-nP3tAU
ketemu !
http://youtube.com/get_video?video_id=AlHoLOfpKwg&l=173&t=OEgsToPDskLPRynbiMUpUWxgj0LAgTgW&sk=hJIWUEDUyAaqUHgH-nP3tAU
=============================== akhir ========================================
sekarang tinggal download deh :P
thanks to :
om s'to
tutorial video ada di http://www.youtube.com/watch?v=iVcEfxawLaw
Oleh mali-online
Sebenarnya artikel redirect URL dengan Flash..Pernah diposting Di jasakom,tapi itu lebih ditujukan untuk pengguna linux…
Bedanya pada tutorial kali ini akan lebih diajarkan/ditekankan bagaimana cara mendeface/redirect url pada friendster dengan flash 8 utk windows…dan ini kompatibel dengan friendster terbaru saat ini yang menggunakan comment bukan testimonial..
1.Langsung aja buka program macromedia flash 8…
2.Kemudian anda klik file-new-flash document…
3.jika sudah kemudian anda klik windows-actions
4.Jk sdh di jendela kode ny plh Action Script1.0&2.0
5.kemudian ketikkan kode sebagai berikut di jendela kodenya getURL("http://www.malionline.co.nr ");
6.Untuk redirect profile ganti saja url nya dengan url yang anda inginkan,sehingga misalnya url anda masukkan http://www.jasakom.com maka ketika korban membuka profile-nya.langsung di alihkan ke http://www.jasakom dalam beberapa detik…
7.Jika anda ingin deface bisa juga,carnya bikin halaman deface,misal “Maaf Friendster anda di hack.Hacked By Mali-Online”.kemudian save sebagai .html kemudian upload ke hosting dan masukkan urlnya ke script di atas…
8.Kemudian Save Script anda dalam format .swf dengan cara klik file-export-export movie..sehingga formatnya menjadi .swf.misal dalam tutorial ini diberi nama friendster3.swf
9.Kemudian Upload file friendster3.swf ini ke hosting anda baik yang gr bisa geocities,50webs,tapi saya lebih suka 50webs.com
10.Misal dimasukkan ke 50webs.com sehingga url file friendster3.swf barusan menjadi http://www.50webs.com/malialarm/friendster3.swf
11.Kemudian perhatikan kode dibawah ini
27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="1" height="1">
a
(malionline.co.nr )
12.Ganti URL merah di atas dengan url kita tadi sehingga menjadi
27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="1" height="1">
a
(malionline.co.nr )
13.Kirim Comment ke teman kita dengan isi
Piye..kabare mas..??
27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="1" height="1">
a
(malionline.co.nr )
14.Karena sekarang kebanyakan profile friendster mengapprove smua comment secara otomatis,maka Otomatis ketika teman dan si korban membuka profile/comment nya akan muncul tulisan atau URL yang kita inginkan../jika tidak di approve maka teman tidak bisa melihat pending commentnya..dan membuka situs/link yang kita inginkan
Terima kasih untuk
-ALLAH SWT
-MY PARENTS
-TEMAN2 KU DI ALARM 12 SEMUA..SEMOGA KALIAN SUKSES SEMUA..
Created by:@mali-online@
Sebenarnya artikel redirect URL dengan Flash..Pernah diposting Di jasakom,tapi itu lebih ditujukan untuk pengguna linux…
Bedanya pada tutorial kali ini akan lebih diajarkan/ditekankan bagaimana cara mendeface/redirect url pada friendster dengan flash 8 utk windows…dan ini kompatibel dengan friendster terbaru saat ini yang menggunakan comment bukan testimonial..
1.Langsung aja buka program macromedia flash 8…
2.Kemudian anda klik file-new-flash document…
3.jika sudah kemudian anda klik windows-actions
4.Jk sdh di jendela kode ny plh Action Script1.0&2.0
5.kemudian ketikkan kode sebagai berikut di jendela kodenya getURL("http://www.malionline.co.nr ");
6.Untuk redirect profile ganti saja url nya dengan url yang anda inginkan,sehingga misalnya url anda masukkan http://www.jasakom.com maka ketika korban membuka profile-nya.langsung di alihkan ke http://www.jasakom dalam beberapa detik…
7.Jika anda ingin deface bisa juga,carnya bikin halaman deface,misal “Maaf Friendster anda di hack.Hacked By Mali-Online”.kemudian save sebagai .html kemudian upload ke hosting dan masukkan urlnya ke script di atas…
8.Kemudian Save Script anda dalam format .swf dengan cara klik file-export-export movie..sehingga formatnya menjadi .swf.misal dalam tutorial ini diberi nama friendster3.swf
9.Kemudian Upload file friendster3.swf ini ke hosting anda baik yang gr bisa geocities,50webs,tapi saya lebih suka 50webs.com
10.Misal dimasukkan ke 50webs.com sehingga url file friendster3.swf barusan menjadi http://www.50webs.com/malialarm/friendster3.swf
11.Kemudian perhatikan kode dibawah ini
27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="1" height="1">
a
(malionline.co.nr )
12.Ganti URL merah di atas dengan url kita tadi sehingga menjadi
27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="1" height="1">
a
(malionline.co.nr )
13.Kirim Comment ke teman kita dengan isi
Piye..kabare mas..??
27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,29,0" width="1" height="1">
a
(malionline.co.nr )
14.Karena sekarang kebanyakan profile friendster mengapprove smua comment secara otomatis,maka Otomatis ketika teman dan si korban membuka profile/comment nya akan muncul tulisan atau URL yang kita inginkan../jika tidak di approve maka teman tidak bisa melihat pending commentnya..dan membuka situs/link yang kita inginkan
Terima kasih untuk
-ALLAH SWT
-MY PARENTS
-TEMAN2 KU DI ALARM 12 SEMUA..SEMOGA KALIAN SUKSES SEMUA..
Created by:@mali-online@
Dikutip dari
http://members.tripod.com/octa_haris/internet.html
A.Internet
1.Pengertian Internet
Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu
menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia,
dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis
hingga yang dinamis dan interaktif.
2. Sejarah internet
Berikut sejarah kemunculan dan perkembangan internet.
Sejarah intenet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S.
Defense Advanced Research Projects Agency(DARPA) memutuskan untuk
mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer
sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama
ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu
sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan
setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung
menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga diperkenalkan sebagai lambang
penting yang menunjukkan "at" atau "pada". Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET
mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London
merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan
Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob
Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal
pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil
mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun
kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk
sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin,
menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France
Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana
orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka
dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982
dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita
kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal
dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda,
Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup
USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984
diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain
Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi
1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan
melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan
IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling
berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000
komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling
bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa
menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk
jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui
sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun
1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama
kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di
tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator
1.0.
3. Manfaat internet
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai
akses ke internet .Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di internet: 1. Informasi
untuk kehidupan pribadi :kesehatan, rekreasi, hobby, pengembangan pribadi, rohani,
sosial. 2. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja :sains, teknologi, perdagangan,
saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum
komunikasi.
Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas negara,
ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain yang biasanya dapat menghambat
pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat
demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat
internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa
mengenal batas jarak dan waktu.
Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, sudah waktunya
para profesional Indonesia memanfaatkan jaringan internet dan menjadi bagian dari
masyarakat informasi dunia.
B. Web Site atau Situs
1.Pengertian Web Site atau Situs
Situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk
menampilkan informasi, gambar gerak, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu
baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan
yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan link-link.
2. Unsur-Unsur Web Site atau Situs
Untuk membangun situs diperlukan beberapa unsur yang harus ada agar situs dapat
berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan. Unsur-unsur yang harus ada dalam
situs antara lain:
a. Domain Name Domain name atau biasa disebut nama domain adalah alamat
permanen situs di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs
atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan
situs kita pada dunia internet. Istilah yang umum digunakan adalah URL. Contoh sebuah
URL adalah http://www.octa_haris.tripod.com--dapat juga tanpa www--
Ada banyak macam nama domain yang dapat kita pilih sesuai dengan keinginan.
Berikut beberapa nama domain yang sering digunakan dan tersedia di internet:
1. Generic Domains(gTLDs)
Merupakan domain name yang berakhiran
dengan .Com .Net .Org .Edu .Mil atau .Gov. Jenis domain ini sering juga disebut top
level domain dan domain ini tidak berafiliasi berdasarkan negara, sehingga siapapun
dapat mendaftar.
Ø.com : merupakan top level domain yang ditujukan untuk kebutuhan "commercial".
Ø.edu : merupakan domain yang ditujukan untuk kebutuhan dunia pendidikan
(education)
Ø.gov : merupakan domain untuk pemerintahan (government)
Ø.mil : merupakan domain untuk kebutuhan angkatan bersenjata (military)
Ø.org : domain untuk organisasi atau lembaga non profit (Organization).
2. Country-Specific Domains (ccTLDs)
Yaitu domain yang berkaitan dengan dua huruf ekstensi, dan sering juga disebut second
level domain, seperti .id(Indonesia), .au(Australia), .jp(Jepang) dan lain lain. Domain ini
dioperasikan dan di daftarkan dimasing negara. Di Indonesia, domain-domain ini
berakhiran, .co.id, .ac.id, .go.id, .mil.id, .or.id, dan pada akhir-akhir ini ditambah dengan
war.net.id, .mil.id, dan web.id. Penggunaan dari masing-masing akhiran tersebut
berbeda tergantung pengguna dan pengunaannya, antara lain:
Ø.co.id : Untuk Badan Usaha yang mempunyai badan hukum sah
Ø.ac.id : Untuk Lembaga Pendidikan
Ø.go.id : Khusus untuk Lembaga Pemerintahan Republik Indonesia
Ø.mil.id : Khusus untuk Lembaga Militer Republik Indonesia
Ø.or.id : Untuk segala macam organisasi yand tidak termasuk dalam kategori
"ac.id","co.id","go.id","mil.id" dan lain
Ø.war.net.id : untuk industri warung internet di Indonesia
Ø.sch.id : khusus untuk Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
seperti SD, SMP dan atau SMU
Ø.web.id : Ditujukan bagi badan usaha, organisasi ataupun perseorangan yang
melakukan kegiatannya di Worl Wide Web.
Nama domain dari tiap-tiap situs di seluruh dunia tidak ada yang sama sehingga tidak
ada satupun situs yang akan dijumpai tertukar nama atau tertukar halaman situsnya.
Untuk memperoleh nama dilakukan penyewaan domain, biasanya dalam jangka
tertentu(tahunan).
b. Hosting
Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat
menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan
di situs. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya hosting yang
disewa/dipunyai, semakin besar hosting semakin besar pula data yang dapat
dimasukkan dan ditampilkan dalam situs.
Hosting juga diperoleh dengan menyewa. Besarnya hosting ditentukan ruangan
harddisk dengan ukuran MB(Mega Byte) atau GB(Giga Byte).Lama penyewaan hosting
rata-rata dihitung per tahun. Penyewaan hosting dilakukan dari perusahaan-perusahaan
penyewa web hosting yang banyak dijumpai baik di Indonesia maupun Luar Negri.
c. Scripts/Bahasa Program
Adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam situs yang
pada saat diakses. Jenis scripts sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya
sebuah situs. Semakin banyak ragam scripts yang digunakan maka akan terlihat situs
semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus. Bagusnya situs dapat terlihat
dengan tanggapan pengunjung serta frekwensi kunjungan.
Beragam scripts saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas situs. Jenis jenis scripts
yang banyak dipakai para designer antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts,
Java applets dsb. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTML sedangkan ASP
dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis,
dan interaktifnya situs.
Scripts ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa dibuat sendiri, bisa juga dibeli dari para penjual
scripts yang biasanya berada di luar negri. Harga Scripts rata-rata sangat mahal karena
sulitnya membuat, biasanya mencapai puluhan juta. Scripts ini biasanya digunakan
untuk membangun portal berita, artikel, forum diskusi, buku tamu, anggota organisasi,
email, mailing list dan lain sebagainya yang memerlukan update setiap saat. Khusus
Jilbab Online menggunakan bahasa ASP(Active Server Pages).
d. Design Web
Setelah melakukan penyewaan domain dan hosting serta penguasaan scripts, unsur
situs yang paling penting dan utama adalah design. Design web sangat menentukan
kualitas dan keindahan situs. Design sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung
akan bagus tidaknya sebuah web site.
Untuk membuat situs biasanya dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa web
designer. Saat ini sangat banyak jasa web designer, terutama di kota-kota besar. Perlu
diketahui bahwa kualitas situs sangat ditentukan oleh kualitas designer. Semakin
banyak penguasaan web designer tentang beragam program/software pendukung
pembuatan situs maka akan dihasilkan situs yang semakin berkualitas, demikian pula
sebaliknya. Jasa web designer ini yang umumnya memerlukan biaya yang tertinggi dari
seluruh biaya pembangunan situs dan semuanya itu tergantu ng kualitas designer.
e. Publikasi
Keberadaan situs tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh
masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung
dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada
masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi.
Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan
pamlet-pamlet, selebaran, baliho dan lain sebagainya tapi cara ini bisa dikatakan masih
kurang efektif dan sangat terbatas. cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif
dengan tak terbatas ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui
search engine-search engine(mesin pencari, spt : Yahoo, Google, Search Indonesia,
dsb)
Cara publikasi di search engine ada yang gratis dan ada pula yang membayar. Yang
gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa masuk dan dikenali di search engine
terkenal seperti Yahoo atau Google. Cara efektif publikasi adalah dengan membayar,
walaupun harus sedikit mengeluarkan akan tetapi situs cepat masuk ke search engine
dan dikenal oleh pengunjung.
3. Pemeliharaan Web Site atau Situs
Untuk mendukung kelanjutan dari situs diperlukan pemeliharaan setiap waktu sesuai
yang diinginkan seperti penambahan informasi, berita, artikel, link, gambar atau lain
sebagainya. Tanpa pemeliharaan yang baik situs akan terkesan membosankan atau
monoton juga akan segera ditinggal pengunjung.
Pemeliharaan situs dapat dilakukan per periode tertentu seperti tiap hari, tiap minggu
atau tiap bulan sekali secara rutin atau secara periodik saja tergantung kebutuhan(tidak
rutin). Pemeliharaan rutin biasanya dipakai oleh situs-situs berita, penyedia artikel,
organisasi atau lembaga pemerintah. Sedangkan pemeliharaan periodik bisanya untuk
situs-situs pribadi, penjualan/e-commerce, dan lain sebagainya.
http://members.tripod.com/octa_haris/internet.html
A.Internet
1.Pengertian Internet
Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu
menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia,
dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis
hingga yang dinamis dan interaktif.
2. Sejarah internet
Berikut sejarah kemunculan dan perkembangan internet.
Sejarah intenet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S.
Defense Advanced Research Projects Agency(DARPA) memutuskan untuk
mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer
sehingga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama
ARPANET. Pada 1970, sudah lebih dari 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu
sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.
Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan
setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung
menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga diperkenalkan sebagai lambang
penting yang menunjukkan "at" atau "pada". Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET
mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London
merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan
Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob
Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal
pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.
Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil
mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun
kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk
sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin,
menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France
Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana
orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.
Karena komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka
dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982
dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita
kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal
dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda,
Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup
USENET.
Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984
diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain
Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi
1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan
melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.
Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan
IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling
berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000
komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling
bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa
menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk
jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.
Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui
sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun
1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama
kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di
tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator
1.0.
3. Manfaat internet
Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai
akses ke internet .Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di internet: 1. Informasi
untuk kehidupan pribadi :kesehatan, rekreasi, hobby, pengembangan pribadi, rohani,
sosial. 2. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja :sains, teknologi, perdagangan,
saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum
komunikasi.
Satu hal yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas negara,
ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain yang biasanya dapat menghambat
pertukaran pikiran. Internet adalah suatu komunitas dunia yang sifatnya sangat
demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat
internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa
mengenal batas jarak dan waktu.
Untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, sudah waktunya
para profesional Indonesia memanfaatkan jaringan internet dan menjadi bagian dari
masyarakat informasi dunia.
B. Web Site atau Situs
1.Pengertian Web Site atau Situs
Situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk
menampilkan informasi, gambar gerak, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu
baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan
yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan link-link.
2. Unsur-Unsur Web Site atau Situs
Untuk membangun situs diperlukan beberapa unsur yang harus ada agar situs dapat
berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan. Unsur-unsur yang harus ada dalam
situs antara lain:
a. Domain Name Domain name atau biasa disebut nama domain adalah alamat
permanen situs di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs
atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan
situs kita pada dunia internet. Istilah yang umum digunakan adalah URL. Contoh sebuah
URL adalah http://www.octa_haris.tripod.com--dapat juga tanpa www--
Ada banyak macam nama domain yang dapat kita pilih sesuai dengan keinginan.
Berikut beberapa nama domain yang sering digunakan dan tersedia di internet:
1. Generic Domains(gTLDs)
Merupakan domain name yang berakhiran
dengan .Com .Net .Org .Edu .Mil atau .Gov. Jenis domain ini sering juga disebut top
level domain dan domain ini tidak berafiliasi berdasarkan negara, sehingga siapapun
dapat mendaftar.
Ø.com : merupakan top level domain yang ditujukan untuk kebutuhan "commercial".
Ø.edu : merupakan domain yang ditujukan untuk kebutuhan dunia pendidikan
(education)
Ø.gov : merupakan domain untuk pemerintahan (government)
Ø.mil : merupakan domain untuk kebutuhan angkatan bersenjata (military)
Ø.org : domain untuk organisasi atau lembaga non profit (Organization).
2. Country-Specific Domains (ccTLDs)
Yaitu domain yang berkaitan dengan dua huruf ekstensi, dan sering juga disebut second
level domain, seperti .id(Indonesia), .au(Australia), .jp(Jepang) dan lain lain. Domain ini
dioperasikan dan di daftarkan dimasing negara. Di Indonesia, domain-domain ini
berakhiran, .co.id, .ac.id, .go.id, .mil.id, .or.id, dan pada akhir-akhir ini ditambah dengan
war.net.id, .mil.id, dan web.id. Penggunaan dari masing-masing akhiran tersebut
berbeda tergantung pengguna dan pengunaannya, antara lain:
Ø.co.id : Untuk Badan Usaha yang mempunyai badan hukum sah
Ø.ac.id : Untuk Lembaga Pendidikan
Ø.go.id : Khusus untuk Lembaga Pemerintahan Republik Indonesia
Ø.mil.id : Khusus untuk Lembaga Militer Republik Indonesia
Ø.or.id : Untuk segala macam organisasi yand tidak termasuk dalam kategori
"ac.id","co.id","go.id","mil.id" dan lain
Ø.war.net.id : untuk industri warung internet di Indonesia
Ø.sch.id : khusus untuk Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan
seperti SD, SMP dan atau SMU
Ø.web.id : Ditujukan bagi badan usaha, organisasi ataupun perseorangan yang
melakukan kegiatannya di Worl Wide Web.
Nama domain dari tiap-tiap situs di seluruh dunia tidak ada yang sama sehingga tidak
ada satupun situs yang akan dijumpai tertukar nama atau tertukar halaman situsnya.
Untuk memperoleh nama dilakukan penyewaan domain, biasanya dalam jangka
tertentu(tahunan).
b. Hosting
Hosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat
menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan
di situs. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya hosting yang
disewa/dipunyai, semakin besar hosting semakin besar pula data yang dapat
dimasukkan dan ditampilkan dalam situs.
Hosting juga diperoleh dengan menyewa. Besarnya hosting ditentukan ruangan
harddisk dengan ukuran MB(Mega Byte) atau GB(Giga Byte).Lama penyewaan hosting
rata-rata dihitung per tahun. Penyewaan hosting dilakukan dari perusahaan-perusahaan
penyewa web hosting yang banyak dijumpai baik di Indonesia maupun Luar Negri.
c. Scripts/Bahasa Program
Adalah bahasa yang digunakan untuk menerjemahkan setiap perintah dalam situs yang
pada saat diakses. Jenis scripts sangat menentukan statis, dinamis atau interaktifnya
sebuah situs. Semakin banyak ragam scripts yang digunakan maka akan terlihat situs
semakin dinamis, dan interaktif serta terlihat bagus. Bagusnya situs dapat terlihat
dengan tanggapan pengunjung serta frekwensi kunjungan.
Beragam scripts saat ini telah hadir untuk mendukung kualitas situs. Jenis jenis scripts
yang banyak dipakai para designer antara lain HTML, ASP, PHP, JSP, Java Scripts,
Java applets dsb. Bahasa dasar yang dipakai setiap situs adalah HTML sedangkan ASP
dan lainnya merupakan bahasa pendukung yang bertindak sebagai pengatur dinamis,
dan interaktifnya situs.
Scripts ASP, PHP, JSP atau lainnya bisa dibuat sendiri, bisa juga dibeli dari para penjual
scripts yang biasanya berada di luar negri. Harga Scripts rata-rata sangat mahal karena
sulitnya membuat, biasanya mencapai puluhan juta. Scripts ini biasanya digunakan
untuk membangun portal berita, artikel, forum diskusi, buku tamu, anggota organisasi,
email, mailing list dan lain sebagainya yang memerlukan update setiap saat. Khusus
Jilbab Online menggunakan bahasa ASP(Active Server Pages).
d. Design Web
Setelah melakukan penyewaan domain dan hosting serta penguasaan scripts, unsur
situs yang paling penting dan utama adalah design. Design web sangat menentukan
kualitas dan keindahan situs. Design sangat berpengaruh kepada penilaian pengunjung
akan bagus tidaknya sebuah web site.
Untuk membuat situs biasanya dapat dilakukan sendiri atau menyewa jasa web
designer. Saat ini sangat banyak jasa web designer, terutama di kota-kota besar. Perlu
diketahui bahwa kualitas situs sangat ditentukan oleh kualitas designer. Semakin
banyak penguasaan web designer tentang beragam program/software pendukung
pembuatan situs maka akan dihasilkan situs yang semakin berkualitas, demikian pula
sebaliknya. Jasa web designer ini yang umumnya memerlukan biaya yang tertinggi dari
seluruh biaya pembangunan situs dan semuanya itu tergantu ng kualitas designer.
e. Publikasi
Keberadaan situs tidak ada gunanya dibangun tanpa dikunjungi atau dikenal oleh
masyarakat atau pengunjung internet. Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung
dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada
masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi.
Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan
pamlet-pamlet, selebaran, baliho dan lain sebagainya tapi cara ini bisa dikatakan masih
kurang efektif dan sangat terbatas. cara yang biasanya dilakukan dan paling efektif
dengan tak terbatas ruang atau waktu adalah publikasi langsung di internet melalui
search engine-search engine(mesin pencari, spt : Yahoo, Google, Search Indonesia,
dsb)
Cara publikasi di search engine ada yang gratis dan ada pula yang membayar. Yang
gratis biasanya terbatas dan cukup lama untuk bisa masuk dan dikenali di search engine
terkenal seperti Yahoo atau Google. Cara efektif publikasi adalah dengan membayar,
walaupun harus sedikit mengeluarkan akan tetapi situs cepat masuk ke search engine
dan dikenal oleh pengunjung.
3. Pemeliharaan Web Site atau Situs
Untuk mendukung kelanjutan dari situs diperlukan pemeliharaan setiap waktu sesuai
yang diinginkan seperti penambahan informasi, berita, artikel, link, gambar atau lain
sebagainya. Tanpa pemeliharaan yang baik situs akan terkesan membosankan atau
monoton juga akan segera ditinggal pengunjung.
Pemeliharaan situs dapat dilakukan per periode tertentu seperti tiap hari, tiap minggu
atau tiap bulan sekali secara rutin atau secara periodik saja tergantung kebutuhan(tidak
rutin). Pemeliharaan rutin biasanya dipakai oleh situs-situs berita, penyedia artikel,
organisasi atau lembaga pemerintah. Sedangkan pemeliharaan periodik bisanya untuk
situs-situs pribadi, penjualan/e-commerce, dan lain sebagainya.
this is a tut by me that i use at home to get all the channels "not including ppv" for almost free if not free... i have every single channel that dish network offers and i dont pay a single dollar..... ok this is how it goes...
-----------------------------------
Get a dish 500 no matter how… “buy /steal”
Sign up with dish network for like “top 100” that will give you like 100 channels… it would cost you like 29.99 or 39.99 not sure…
Then you need to find 3 friends… or parent friends that are interested in having satellite TV….
Dish network allows you to have up to 4 receivers in one house with no prob.
So the next day, or when ever you find a person or 3 of them… call the dish company and tell them that you would like to activate your 2nd receiver and would like to add some additional channels… for that you would need “receiver # and smart card # of that new receiver that is at your friends house” so you give them the info and they hook the second receiver up… just don’t tell them that the receiver is not in the house…
They will hook up to 3 more receivers per account and when you get all 4 receivers you can get all channels on them and just split your bill between the other 3 people that are using your subscription…
For me it works perfectly… I live in Oregon and I have a receiver in my friends’ house in Washington and two in California USA.
I don’t know if this thing would work anywhere else but it sure works for me
-----------------------------------
Get a dish 500 no matter how… “buy /steal”
Sign up with dish network for like “top 100” that will give you like 100 channels… it would cost you like 29.99 or 39.99 not sure…
Then you need to find 3 friends… or parent friends that are interested in having satellite TV….
Dish network allows you to have up to 4 receivers in one house with no prob.
So the next day, or when ever you find a person or 3 of them… call the dish company and tell them that you would like to activate your 2nd receiver and would like to add some additional channels… for that you would need “receiver # and smart card # of that new receiver that is at your friends house” so you give them the info and they hook the second receiver up… just don’t tell them that the receiver is not in the house…
They will hook up to 3 more receivers per account and when you get all 4 receivers you can get all channels on them and just split your bill between the other 3 people that are using your subscription…
For me it works perfectly… I live in Oregon and I have a receiver in my friends’ house in Washington and two in California USA.
I don’t know if this thing would work anywhere else but it sure works for me
Do you have data on a partition or hard drive that you don't want tampered with or easily accessible to other users? Well, you can hide any drive/partition in Windows XP, NT, and 2000. That means that they won't show up in Explorer or My Computer.
If you want access to that drive from your user account you should create a desktop shortcut before proceeding. Once hidden, you can still access by typing the drive letter and a colon in Start/Run—for example, "D:" will bring up a folder of the contents on your D drive.
The easiest way with Win XP is to use the TweakUI power toy from Mcft. Go to Start/Run and type in "tweakui" (without the quotes).
Go to My Computer/Drives and uncheck the drive/partition(s) you want hidden. Click "Apply" or "OK" when finished.
If you have XP but not Tweak UI you can download it here...
http://www.Mcft.com/windowsxp/downloads/powertoys/xppowertoys.mspx
For Win NT, 2000, and XP you can use the following Registry edit:
*Be sure to back up the Registry before proceeding
http://www.worldstart.com/tips/tips.php/401
Open the Registry Editor by going to Start/Run and typing in "regedit" (without the quotes). Find your way to...
HKEY_CURRENT_USER\Software\Mcft\Windows\CurrentVersion\Policies
Click on "Explorer".
Double-click the "NoDrives" key in the right column. If you don't find a "NoDrives" registry key, just right-click in the right pane and choose "New/DWORD Value" then name the key "NoDrives".
You'll see a value like "0000 00 00 00 00". This is where the fun starts. The four sets of double zeros (after the "0000") are where you'll enter the values for the drive/partitions. Now, stay with me on this—it's not as complicated as it sounds:
The first column is for drives A-H, the second for I-P, the third for Q-X, and the fourth for Y-Z.
The values for each drive are as follows:
1 - A I Q Y
2 - B J R Z
4 - C K S
8 - D L T
16 - E M U
32 - F N V
64 - G O W
80 - H P X
So, let's say you want to hide drive D. In the first column you would put "08". For drive K you would put "04" in the second column.
But what if you want to hide more than one drive in a column? Simply add the values together: D+E = 8+16 = 24. So in the first column you would put "24".
Still baffled? If you have XP then go get TweakUI and save yourself the math.
Whichever method you use, you can rest easy knowing that the files on that drive or partition are less accessible to other users.
If you want access to that drive from your user account you should create a desktop shortcut before proceeding. Once hidden, you can still access by typing the drive letter and a colon in Start/Run—for example, "D:" will bring up a folder of the contents on your D drive.
The easiest way with Win XP is to use the TweakUI power toy from Mcft. Go to Start/Run and type in "tweakui" (without the quotes).
Go to My Computer/Drives and uncheck the drive/partition(s) you want hidden. Click "Apply" or "OK" when finished.
If you have XP but not Tweak UI you can download it here...
http://www.Mcft.com/windowsxp/downloads/powertoys/xppowertoys.mspx
For Win NT, 2000, and XP you can use the following Registry edit:
*Be sure to back up the Registry before proceeding
http://www.worldstart.com/tips/tips.php/401
Open the Registry Editor by going to Start/Run and typing in "regedit" (without the quotes). Find your way to...
HKEY_CURRENT_USER\Software\Mcft\Windows\CurrentVersion\Policies
Click on "Explorer".
Double-click the "NoDrives" key in the right column. If you don't find a "NoDrives" registry key, just right-click in the right pane and choose "New/DWORD Value" then name the key "NoDrives".
You'll see a value like "0000 00 00 00 00". This is where the fun starts. The four sets of double zeros (after the "0000") are where you'll enter the values for the drive/partitions. Now, stay with me on this—it's not as complicated as it sounds:
The first column is for drives A-H, the second for I-P, the third for Q-X, and the fourth for Y-Z.
The values for each drive are as follows:
1 - A I Q Y
2 - B J R Z
4 - C K S
8 - D L T
16 - E M U
32 - F N V
64 - G O W
80 - H P X
So, let's say you want to hide drive D. In the first column you would put "08". For drive K you would put "04" in the second column.
But what if you want to hide more than one drive in a column? Simply add the values together: D+E = 8+16 = 24. So in the first column you would put "24".
Still baffled? If you have XP then go get TweakUI and save yourself the math.
Whichever method you use, you can rest easy knowing that the files on that drive or partition are less accessible to other users.
Many apply a registry tweak to have notepad as an option for unknown file types. We frequently see such files which are actually just text, but named with some odd file-extension. And then, some suspicious files which we want to make sure what the contents are. Well, in such cases where the registry tweak is applied, the downside happens to be that even some known files get associated with notepad - but no, all we want is to be able to open a file with notepad - the association part in such cases is unwanted interference. Also, notepad becomes a permanent fixture on the right-click menu - which is again an annoyance.
So what we do, is to have notepad as an option in the Send-To options, of the right-click menu in explorer. It fulfils the purpose to perfection (atleast, in my case). Here's what we do:
1. right-click desktop, choose "New >> Shortcut"
2. Type the location of the item - "notepad" - (that's all, no need to give path)
3. Next >> type name for shortcut - "Edit with Notepad"
4. Click finish
5. Now right-click this shortcut on the desktop, and choose properties.
6. Confirm that the "target" and "start in" fields are using variables - "%windir%\system32\notepad.exe" - (absolute paths will be problematic if you use this .LNK on machines other than your own)
7. Now, browse to "%UserProfile%\SendTo" in explorer (which means "C:\Documents and Settings\User_Name\SendTo\" folder)
8. And copy the "Edit with Notepad.lnk" file which you already created, to that folder.
9. So now, you can right-click on ANY file-type, and be offered an option to open with notepad, from the SendTo sub-menu.
So now, you just right-click on an .nfo or .eml or .diz file (which are associated with other programs, and are sometimes just plain-text files), and choose "Send To >> Edit with Notepad" and it will open in notepad!
No more botheration of applying registry tweaks for something as simple as this.
So what we do, is to have notepad as an option in the Send-To options, of the right-click menu in explorer. It fulfils the purpose to perfection (atleast, in my case). Here's what we do:
1. right-click desktop, choose "New >> Shortcut"
2. Type the location of the item - "notepad" - (that's all, no need to give path)
3. Next >> type name for shortcut - "Edit with Notepad"
4. Click finish
5. Now right-click this shortcut on the desktop, and choose properties.
6. Confirm that the "target" and "start in" fields are using variables - "%windir%\system32\notepad.exe" - (absolute paths will be problematic if you use this .LNK on machines other than your own)
7. Now, browse to "%UserProfile%\SendTo" in explorer (which means "C:\Documents and Settings\User_Name\SendTo\" folder)
8. And copy the "Edit with Notepad.lnk" file which you already created, to that folder.
9. So now, you can right-click on ANY file-type, and be offered an option to open with notepad, from the SendTo sub-menu.
So now, you just right-click on an .nfo or .eml or .diz file (which are associated with other programs, and are sometimes just plain-text files), and choose "Send To >> Edit with Notepad" and it will open in notepad!
No more botheration of applying registry tweaks for something as simple as this.
The best firewall is a hardware firewall that is completely separate from your operating system. It need not be a dedicated router, could be an old pentium box running Linux. Below I have found some sites that have How To's on setting up an outside hardware router using an old computer and using a little linux program that fits on a single floppy disk.
Brief Description:
floppyfw is a router with the advanced firewall-capabilities in Linux that fits on one single floppy disc.
Features:
Access lists, IP-masquerading (Network Address Translation), connection tracked packet filtering and (quite) advanced routing. Package for traffic shaping is also available.
Requires only a 386sx or better with two network interface cards, a 1.44MB floppy drive and 12MByte of RAM ( for less than 12M and no FPU, use the 1.0 series, which will stay maintained. )
Very simple packaging system. Is used for editors, PPP, VPN, traffic shaping and whatever comes up. (now this is looking even more like LRP (may it rest in peace) but floppyfw is not a fork.)
Logging through klogd/syslogd, both local and remote.
Serial support for console over serial port.
DHCP server and DNS cache for internal networks.
floppyfw
h#tp://www.zelow.no/floppyfw/
Sentry Firewall CD-ROM is a Linux-based bootable CDROM suitable for use as an inexpensive and easy to maintain firewall, server, or IDS(Intrusion Detection System) Node. The system is designed to be immediately configurable for a variety of different operating environments via a configuration file located on a floppy disk, a local hard drive, and/or a network via HTTP(S), FTP, SFTP, or SCP.
The Sentry Firewall CD is a complete Linux system that runs off of an initial ramdisk, much like a floppy-based system, and a CD. The default kernel is a current 2.4.x series kernel with various Netfilter patches applied. An OpenWall-patched current 2.2.x kernel is also available on the CD.
Booting from the CDROM is a fairly familiar process. The BIOS execs the bootloader(Syslinux) - which then displays a bootprompt and loads the kernel and ramdisk into memory. Once the kernel is running, the ramdisk is then mounted as root(/). At this point our configuration scripts are run(written in perl) that configure the rest of the system. It is the job of these configure scripts to put the various startup and system files into the proper location using either what is declared in the configuration file(sentry.conf) or the system defaults located in the /etc/default directory.
Most of the critical files used at boot time can be replaced with your own copy when declared in the configuration file. This is essentially how we allow the user to configure the system using his/her own configuration and init files.
All of the binaries, files, scripts, etc, used to create the CD-ROM are also available on the CD-ROM. So, with a little practice, you can easily build and customize your own bootable Sentry Firewall CD. Please see the HOWTO for more details.
Sentry Firewall
ht*p://www.sentryfirewall.com/docs.html#overview
Brief Description:
floppyfw is a router with the advanced firewall-capabilities in Linux that fits on one single floppy disc.
Features:
Access lists, IP-masquerading (Network Address Translation), connection tracked packet filtering and (quite) advanced routing. Package for traffic shaping is also available.
Requires only a 386sx or better with two network interface cards, a 1.44MB floppy drive and 12MByte of RAM ( for less than 12M and no FPU, use the 1.0 series, which will stay maintained. )
Very simple packaging system. Is used for editors, PPP, VPN, traffic shaping and whatever comes up. (now this is looking even more like LRP (may it rest in peace) but floppyfw is not a fork.)
Logging through klogd/syslogd, both local and remote.
Serial support for console over serial port.
DHCP server and DNS cache for internal networks.
floppyfw
h#tp://www.zelow.no/floppyfw/
Sentry Firewall CD-ROM is a Linux-based bootable CDROM suitable for use as an inexpensive and easy to maintain firewall, server, or IDS(Intrusion Detection System) Node. The system is designed to be immediately configurable for a variety of different operating environments via a configuration file located on a floppy disk, a local hard drive, and/or a network via HTTP(S), FTP, SFTP, or SCP.
The Sentry Firewall CD is a complete Linux system that runs off of an initial ramdisk, much like a floppy-based system, and a CD. The default kernel is a current 2.4.x series kernel with various Netfilter patches applied. An OpenWall-patched current 2.2.x kernel is also available on the CD.
Booting from the CDROM is a fairly familiar process. The BIOS execs the bootloader(Syslinux) - which then displays a bootprompt and loads the kernel and ramdisk into memory. Once the kernel is running, the ramdisk is then mounted as root(/). At this point our configuration scripts are run(written in perl) that configure the rest of the system. It is the job of these configure scripts to put the various startup and system files into the proper location using either what is declared in the configuration file(sentry.conf) or the system defaults located in the /etc/default directory.
Most of the critical files used at boot time can be replaced with your own copy when declared in the configuration file. This is essentially how we allow the user to configure the system using his/her own configuration and init files.
All of the binaries, files, scripts, etc, used to create the CD-ROM are also available on the CD-ROM. So, with a little practice, you can easily build and customize your own bootable Sentry Firewall CD. Please see the HOWTO for more details.
Sentry Firewall
ht*p://www.sentryfirewall.com/docs.html#overview
The most common problems originate
from corruption of the master boot record, FAT, or directory.
Those are soft problems which can usually be taken care of
with a combination of tools like Fdisk /mbr to refresh the
master boot record followed by a reboot and Norton disk doctor
or Spinneret.
The most common hardware problems are a bad controller, a bad
drive motor, or a bad head mechanism.
1. Can the BIOS see and identify the hard drive correctly? If
it can't, then the hard drives onboard controller is bad.
2. Does the drive spin and maintain a constant velocity? If it
does, that's good news. The motor is functioning.
3. If the drive surges and dies, the most likely cause is a
bad controller (assuming the drive is cool). A gate allowing
the current to drive the motor may not be staying open. The
drive needs a new controller.
4. Do you hear a lot of head clatter when the machine is
turned on and initialized (but before the system attempts to
access the hard drive). Head clatter would indicate that the
spindle bearings are sloppy or worn badly. Maybe even lose and
flopping around inside.
5. There is always the possibility that the controller you are
using in the machine has gone south.
1. If the drive spins, try booting to the A> prompt, run Fdisk
and check to see if Fdisk can see a partition on the hard
drive. If Fdisk can see the partition, that means that it can
access the drive and that the controller electronics are
functioning correctly. If there is no head clatter, it may be
just a matter of disk corruption which commonly occurs when a
surge hits you machine and overwhelms the power supply voltage
regulator. It commonly over whelms the system electronics
allowing an EM pulse to wipe out the master boot record, file
allocations table, and primary directory. Fdisk can fix the
master boot record and Norton Disk Doctor can restore the FAT
and Directory from the secondaries.
2. The drive spins but Fdisk can't see it. Try the drive in
another system and repeat the test to confirm that Fdisk can't
read through the drives onboard controller. If it sees it in
another system, then your machines hard drive interface is
bad. You can try an upgraded or replacement controller card
like a Promise or CMD Technologies (there are others) in you
machine after disabling the integrated controller in the BIOS,
but if the integrated controller went south, it may just be
symptomatic of further failures and you'd be wise to replace
the motherboard. Trying the drive in another machine also
eliminates the variable that your machines 12 volt power
output being bad
3. If you get head clatter but a constant velocity on the
drive motor (no surging), you might try sticking the hard
drive in the freezer for about 12 hours. This is an old trick
from back in the days of the MFM/ESDI driver era. This can
cause the drive components to shrink enough to make the track
marker align with the tracks. We don't see that kind of
platter spindle wear much anymore, but back in the old days,
the balancing and bearings weren't as good. Still, under the
right circumstances, it might help. It would depend on how old
the drive is and how many hours of wear have occurred. You
have to be quick to get your info off the drive when it works.
Back then, the drives were much smaller, so there wasn't so
much to copy. So, go after the important data first.
4. The drive doesn't spin. Either the onboard controller is
bad or the motor is bad (assuming you did try the drive in
another machine). It's time to hit the net and local
independent shops to see if you can locate another drive of
the same make and model that's good. Since the drive is
probably an older drive and no longer in distribution, your
best bet is to find an identical used drive. If you know
someone with the same make and model, you might be wise to try
and persuade them to sell you their drive with an offer of
providing them with a free upgraded drive. If you can locate
an identical drive, start with the controller replacement ...
this is the simplest and least invasive. If swapping the
controller doesn't produce the desire result, you can tear
into the drive and swap the motors. While you have both drive
opened up to accomplish this, scrutinize the platters, heads
and armatures. You might even hook the drive up and power it
from a system with both drives attached. This way, you could
see anything that deviates between the actions of both drives
when they are initialized. Swapping patters is unlikely to
produce any positive result. They are a balanced system like
the tires on your car and I suspect that the balance will be
different for each drive as will other variables.
5. There's always Ontrack Corp. who will attempt to recoup
your info starting at $500 and going up from there. They don't
fix and return the drive either.
If the info is all that important to you, I would seek some
professional and experience technician in your locality who
makes his living from servicing and building computer systems
... not just selling them. If you have had much experience
salvaging information from bad hard drives, your likelihood of
success is low. In the case of soft corruption, all utilities
have their eccentricities. Often times, Norton Disk Doctor
will go too far (if you let it). It's wise to just let those
utilities small steps and then have a look at the drive and
see if you can copy it off. Norton will go so far as to rename
directories and files, and even delete them or break them up
into fragments which are useless.
_________________
from corruption of the master boot record, FAT, or directory.
Those are soft problems which can usually be taken care of
with a combination of tools like Fdisk /mbr to refresh the
master boot record followed by a reboot and Norton disk doctor
or Spinneret.
The most common hardware problems are a bad controller, a bad
drive motor, or a bad head mechanism.
1. Can the BIOS see and identify the hard drive correctly? If
it can't, then the hard drives onboard controller is bad.
2. Does the drive spin and maintain a constant velocity? If it
does, that's good news. The motor is functioning.
3. If the drive surges and dies, the most likely cause is a
bad controller (assuming the drive is cool). A gate allowing
the current to drive the motor may not be staying open. The
drive needs a new controller.
4. Do you hear a lot of head clatter when the machine is
turned on and initialized (but before the system attempts to
access the hard drive). Head clatter would indicate that the
spindle bearings are sloppy or worn badly. Maybe even lose and
flopping around inside.
5. There is always the possibility that the controller you are
using in the machine has gone south.
1. If the drive spins, try booting to the A> prompt, run Fdisk
and check to see if Fdisk can see a partition on the hard
drive. If Fdisk can see the partition, that means that it can
access the drive and that the controller electronics are
functioning correctly. If there is no head clatter, it may be
just a matter of disk corruption which commonly occurs when a
surge hits you machine and overwhelms the power supply voltage
regulator. It commonly over whelms the system electronics
allowing an EM pulse to wipe out the master boot record, file
allocations table, and primary directory. Fdisk can fix the
master boot record and Norton Disk Doctor can restore the FAT
and Directory from the secondaries.
2. The drive spins but Fdisk can't see it. Try the drive in
another system and repeat the test to confirm that Fdisk can't
read through the drives onboard controller. If it sees it in
another system, then your machines hard drive interface is
bad. You can try an upgraded or replacement controller card
like a Promise or CMD Technologies (there are others) in you
machine after disabling the integrated controller in the BIOS,
but if the integrated controller went south, it may just be
symptomatic of further failures and you'd be wise to replace
the motherboard. Trying the drive in another machine also
eliminates the variable that your machines 12 volt power
output being bad
3. If you get head clatter but a constant velocity on the
drive motor (no surging), you might try sticking the hard
drive in the freezer for about 12 hours. This is an old trick
from back in the days of the MFM/ESDI driver era. This can
cause the drive components to shrink enough to make the track
marker align with the tracks. We don't see that kind of
platter spindle wear much anymore, but back in the old days,
the balancing and bearings weren't as good. Still, under the
right circumstances, it might help. It would depend on how old
the drive is and how many hours of wear have occurred. You
have to be quick to get your info off the drive when it works.
Back then, the drives were much smaller, so there wasn't so
much to copy. So, go after the important data first.
4. The drive doesn't spin. Either the onboard controller is
bad or the motor is bad (assuming you did try the drive in
another machine). It's time to hit the net and local
independent shops to see if you can locate another drive of
the same make and model that's good. Since the drive is
probably an older drive and no longer in distribution, your
best bet is to find an identical used drive. If you know
someone with the same make and model, you might be wise to try
and persuade them to sell you their drive with an offer of
providing them with a free upgraded drive. If you can locate
an identical drive, start with the controller replacement ...
this is the simplest and least invasive. If swapping the
controller doesn't produce the desire result, you can tear
into the drive and swap the motors. While you have both drive
opened up to accomplish this, scrutinize the platters, heads
and armatures. You might even hook the drive up and power it
from a system with both drives attached. This way, you could
see anything that deviates between the actions of both drives
when they are initialized. Swapping patters is unlikely to
produce any positive result. They are a balanced system like
the tires on your car and I suspect that the balance will be
different for each drive as will other variables.
5. There's always Ontrack Corp. who will attempt to recoup
your info starting at $500 and going up from there. They don't
fix and return the drive either.
If the info is all that important to you, I would seek some
professional and experience technician in your locality who
makes his living from servicing and building computer systems
... not just selling them. If you have had much experience
salvaging information from bad hard drives, your likelihood of
success is low. In the case of soft corruption, all utilities
have their eccentricities. Often times, Norton Disk Doctor
will go too far (if you let it). It's wise to just let those
utilities small steps and then have a look at the drive and
see if you can copy it off. Norton will go so far as to rename
directories and files, and even delete them or break them up
into fragments which are useless.
_________________
Yahoo Messenger (YM) merupakan salah satu messenger yang paling dipakai untuk berkomunikasi via media teks (chat) secara online. Dengan menggunakan YM Anda dapat berkomunikasi dengan teman, saudara atau relasi.
Normalnya Anda hanya dapat menjalankan satu kali YM pada saat bersamaan. Dengan tips berikut ini Anda bisa menjalankan YM beberapa kali sehingga pada saat yang sama Anda dapat login dengan menggunakan beberapa account yahoo Anda.
Caranya adalah sebagai berikut:
1. Jalankan registry editor dengan cara klik tombol Start - Run. Ketik regedit lalu tekan enter.
2. Masuk ke key HKEY_CURRENT_USER\Software\Yahoo\Pager\Test.
3. Pada panel sebelah kanan, klik kanan dan pilih menu New - DWord Value.
4. Ketik Plural.
5. Klik 2x pada Plural dan isi dengan nilai 1 (satu).
6. Keluar dari registry editor.
Normalnya Anda hanya dapat menjalankan satu kali YM pada saat bersamaan. Dengan tips berikut ini Anda bisa menjalankan YM beberapa kali sehingga pada saat yang sama Anda dapat login dengan menggunakan beberapa account yahoo Anda.
Caranya adalah sebagai berikut:
1. Jalankan registry editor dengan cara klik tombol Start - Run. Ketik regedit lalu tekan enter.
2. Masuk ke key HKEY_CURRENT_USER\Software\Yahoo\Pager\Test.
3. Pada panel sebelah kanan, klik kanan dan pilih menu New - DWord Value.
4. Ketik Plural.
5. Klik 2x pada Plural dan isi dengan nilai 1 (satu).
6. Keluar dari registry editor.
Belum lama ini merebak heboh ditemukannya VCD porno dengan pelaku mahasiswa yang kuliah di Bandung. VCD yang semula direkam dengan handycam untuk koleksi pribadi ini, berbedar di mana-mana.
Ternyata produk made in Indonesia ini bukanlah barang baru. Tahun 1995 telah diketahui secara luas beredar VCD porno di pasaran bebas dengan pelaku warga Indonesia. Pelaku dalam VCD porno itu bukan berprofesi sebagai mahasiswa tapi kebanyakan di antara mereka itu adalah pekerja seks komersial (PSK). Tidak lama kemudian ditemukan lagi adalah VCD porno dengan pelaku PSK yang masih di bawah umur.
Selain itu, ditemukan VCD porno yang pelakunya disinyalir sebagai figur publik seperti artis dan sebagainya. Kasus ini sulit diungkapkan karena kuatnya jaringan para pelaku. Tetapi, kasus VCD porno dengan melibatkan PSK di bawah umur, beberapa di antaranya dapat diungkapkan oleh petugas penyidik dengan menyita barang bukti puluhan keping VCD.
Dalam mengusut kasus ini, ungkap Pembaruan, ternyata petugas penyidik tidak dapat membongkar jaringannya lebih jauh, siapa penyandang dananya. Penyidik hanya dapat mengetahui saksi korban yang dipakai untuk pembuatan VCD porno ini. Sedangkan pelaku pengganda VCD porno tersebut sulit terlacak, walaupun barang buktinya di pasaran bebas dapat ditemukan.
Sulitnya petugas penyidik menangkap pengganda VCD porno di tanah air mengakibatkan kasus penggandaan barang terlarang ini semakin bertambah banyak. Dan, hal ini didukung dengan besarnya minat masyarakat untuk mendapatkan VCD porno karena harga jualnya relatif murah walaupun gambarnya tidak beraturan.
Penyitaan satu juta keping VCD porno oleh petugas Polres Jakarta Utara belum lama ini menjadi bukti nyata betapa banyaknya perusahaan pengganda VCD porno sekarang ini. Tapi yang menjadi persoalan, perusahaan pengganda VCD porno tersebut sulit terlacak karena jaringan penjualan barang terlarang ini begitu rapinya.
Para pengganda ini seolah-olah berprinsip, hasil VCD porno yang mereka produksi bisa disita oleh petugas penyidik tapi jaringan mereka sebagai pembuat jangan sampai terlacak. Dan, ini terbukti dalam kasus penyitaan VCD porno di Polres Jakarta Utara. Pabrik pengganda VCD porno tersebut belum terlacak walaupun ada sinyalemen bahwa pabrik tersebut berada di luar Jakarta.
Menanggapi maraknya peredaran VCD porno dengan pelaku warga Indonesia dan berprofesi mahasiswa, kriminolog Universitas Indonesia, Dr Adrianus Meliala, menyebutkan, fenomena sosial ini tidak perlu ditanggapi dengan emosional, apalagi mengutuk saksi korban yang berprofesi sebagai mahasiswa.
Tentang mencuatnya penjualan VCD porno yang pelakunya made in Indonesia, hal itu merupakan hukum pasar. Sekarang ini, penggemar VCD porno sudah bosan dengan pelaku orang asing. Mereka tak tertarik lagi dengan model-model orang asing tapi pada model orang Indonesia sendiri. Untuk itulah, VCD porno yang pelakunya orang Indonesia sangat diminati, apalagi muncul dengan pelaku yang berstatus mahasiswa.
Ternyata produk made in Indonesia ini bukanlah barang baru. Tahun 1995 telah diketahui secara luas beredar VCD porno di pasaran bebas dengan pelaku warga Indonesia. Pelaku dalam VCD porno itu bukan berprofesi sebagai mahasiswa tapi kebanyakan di antara mereka itu adalah pekerja seks komersial (PSK). Tidak lama kemudian ditemukan lagi adalah VCD porno dengan pelaku PSK yang masih di bawah umur.
Selain itu, ditemukan VCD porno yang pelakunya disinyalir sebagai figur publik seperti artis dan sebagainya. Kasus ini sulit diungkapkan karena kuatnya jaringan para pelaku. Tetapi, kasus VCD porno dengan melibatkan PSK di bawah umur, beberapa di antaranya dapat diungkapkan oleh petugas penyidik dengan menyita barang bukti puluhan keping VCD.
Dalam mengusut kasus ini, ungkap Pembaruan, ternyata petugas penyidik tidak dapat membongkar jaringannya lebih jauh, siapa penyandang dananya. Penyidik hanya dapat mengetahui saksi korban yang dipakai untuk pembuatan VCD porno ini. Sedangkan pelaku pengganda VCD porno tersebut sulit terlacak, walaupun barang buktinya di pasaran bebas dapat ditemukan.
Sulitnya petugas penyidik menangkap pengganda VCD porno di tanah air mengakibatkan kasus penggandaan barang terlarang ini semakin bertambah banyak. Dan, hal ini didukung dengan besarnya minat masyarakat untuk mendapatkan VCD porno karena harga jualnya relatif murah walaupun gambarnya tidak beraturan.
Penyitaan satu juta keping VCD porno oleh petugas Polres Jakarta Utara belum lama ini menjadi bukti nyata betapa banyaknya perusahaan pengganda VCD porno sekarang ini. Tapi yang menjadi persoalan, perusahaan pengganda VCD porno tersebut sulit terlacak karena jaringan penjualan barang terlarang ini begitu rapinya.
Para pengganda ini seolah-olah berprinsip, hasil VCD porno yang mereka produksi bisa disita oleh petugas penyidik tapi jaringan mereka sebagai pembuat jangan sampai terlacak. Dan, ini terbukti dalam kasus penyitaan VCD porno di Polres Jakarta Utara. Pabrik pengganda VCD porno tersebut belum terlacak walaupun ada sinyalemen bahwa pabrik tersebut berada di luar Jakarta.
Menanggapi maraknya peredaran VCD porno dengan pelaku warga Indonesia dan berprofesi mahasiswa, kriminolog Universitas Indonesia, Dr Adrianus Meliala, menyebutkan, fenomena sosial ini tidak perlu ditanggapi dengan emosional, apalagi mengutuk saksi korban yang berprofesi sebagai mahasiswa.
Tentang mencuatnya penjualan VCD porno yang pelakunya made in Indonesia, hal itu merupakan hukum pasar. Sekarang ini, penggemar VCD porno sudah bosan dengan pelaku orang asing. Mereka tak tertarik lagi dengan model-model orang asing tapi pada model orang Indonesia sendiri. Untuk itulah, VCD porno yang pelakunya orang Indonesia sangat diminati, apalagi muncul dengan pelaku yang berstatus mahasiswa.
Pekan-pekan terakhir ini ada beberapa kabar mengenai seks di media massa: beredarnya VCD porno yang salah seorang pemerannya adalah mahasiswi UNPAD Bandung, ditolaknya klip video artis Nafa Urbach oleh stasiun televisi karena dianggap terlalu sensual, serta terbongkarnya salah satu titik pengedaran VCD porno di Jakarta Utara.
Dalam ketiga kasus itu, kebebasan arus informasi dihambat. Di Bandung, polisi dikabarkan akan menjadikan si artis VCD sebagai tersangka dalam pasal pelanggaran kesusilaan. Dalam kasus kedua, si pembuat klip diminta melakukan revisi bila ingin produknya tetap disiarkan. Sementara di Jakarta, sang pengedar ditangkap dan lebih dari seratus ribu keping VCD yang disita kabarnya akan dihancurkan.
Salah satu reaksi yang lazim muncul saat kasus-kasus semacam itu mengemuka adalah kekhawatiran atas intervensi terhadap kebebasan informasi. Dalam hal ini, argumen yang lazim muncul adalah: apakah pelarangan semacam itu sejalan dengan kepercayaan kita terhadap manusia sebagai mahluk yang dinugerahi Allah kecerdasan untuk memilih informasi? Tidakkah pelarangan semacam itu adalah pengekangan terhadap kebebasan berekspresi yang seharusnya dijunjung tinggi? Tidakkah masyarakat seharusnya dijamin kemerdekaannya untuk mengeluarkan, menyebarkan dan menerima informasi?
Kasus mahasiswi UNPAD itu menarik. VCD itu merupakan rekaman sejumlah hubungan seks sang mahasiswi dengan teman kencannya yang dilakukan dengan kesadaran penuh. Dengan kata lain, mereka merekamnya dengan sengaja. Rekaman itu kemudian digandakan dan disebarluaskan, entah dengan alasan komersial atau alasan lainnya. Dengan begitu, tidakkah seharusnya hak sepasang sejoli itu dijamin atas dasar kepercayaan kita terhadap kebebasan informasi?
Umat Islam pada umumnya percaya bahwa pornografi adalah barang terlarang. Namun tetap pertanyaan di atas relevan diajukan. Apakah hanya karena umat Islam tidak boleh mengkonsumsi pornografi, produk tersebut jadinya tidak diizinkan beredar di pasar? Tidakkah pornografi bisa disejajarkan dengan babi, misalnya? Babi tidak dilarang, namun setiap makanan yang mengandung unsur babi bisa beredar secara terbuka selama menyertakan penjelasan tentang kandungan isinya, sehingga konsumen bisa menentukan sendiri apakah ia bersedia memakan makanan haram atau tidak?
Kekecualian . Untuk menjawab rangkaian argumen itu, yang perlu pertama kali diluruskan adalah pemahaman mengenai konsep kebebasan informasi. Kemerdekaan untuk mengumpulkan, menyebarkan dan menerima informasi memang adalah hak individu yang dijunjung tinggi secara universal. Namun, kemerdekaan itu tidak pernah berarti kemerdekaan absolut untuk menyebarkan infromasi apapun. Selalu ada hal-hal yang dikecualikan.
Tentu saja kekecualian itu bisa berbeda dari negara ke negara, tergantung konteks masyarakat masing-masing. Tapi marilah kita merujuk pada Amerika Serikat sebagai negara yang paling awal memberikan jaminan konstitusional atas kemerdekaan berekspresi, bicara, dan pers. Di AS, ketika orang berbicara tentang ‘freedom of speech’, ada sejumlah hal yang dinyatakan sebagai ‘unprotected speech’, dengan salah satunya adalah ‘obscenity’ (kecabulan, atau pornografi).
Jadi, berbeda dari dugaan banyak orang, pornografi sebenarnya adalah sesuatu yang terlarang di AS. Kalau kita kemudian menemukan suburnya industri seks di media di sana, itu terjadi karena longgarnya definisi pornografi yang berlaku. Sekadar gambar Cindy Crawford bertelanjang dada atau adegan ranjang Tom Cruise dan Nicole Kidman dianggap belum masuk dalam kategori ‘pornografis’. Namun adegan seks dengan kekerasan, atau yang menggunakan remaja di bawah 17 tahun, atau yang di luar ‘batas normal’ (seperti seks dengan hewan) akan dianggap sebagai produk cabul yang diancam dengan hukuman serius.
Liberalisasi definisi pornografi itu sendiri dimulai pada paruh kedua abad 20. Yang menyebabkan pelonggaran itu adalah revolusi perilaku seks masyarakat. Jadi, para era itu, konservatisme sikap terhadap seks di media dipertanyakan secara serius mengingat masyarakat secara pesat memang meninggalkan nilai-nilai kesucian seks. Dengan kata lain, mengapa seks masih harus dihambat terjaja secara terbuka di depan publik bila masyarakat memang sudah tidak menganggap seks sebagai hal yang suci dan secara ekskusif berlangsung di kamar tidur mereka yang sudah menikah? Namun bahkan dalam konteks sikap yang longgar tersebut, tetap ada materi-materi seks yang dikategorikan porno, dan itu dilarang.
Dampak. Pengalaman Amerika menunjukkan bahwa, pertama, pelarangan terhadap pornografi bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan prinsip kebebasan informasi. Kedua, definisi pornografi bukan tunggal dan sangat bergantung pada standard nilai masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Sampai saat ini pun, ada penafsiran berbeda tentang pornografi antara negara bagian dan daerah di AS. Majalah seks //Hustler//, misalnya, tidak bisa ditemukan di beberapa daerah karena diangap sebagai barang terlarang, sementara terjual bebas di wilayah lain.
Tapi, kembali pertanyaannya: mengapa kecabulan tidak tergolong ke dalam wilayah yang dilindungi dalam gagasan kebebasan informasi? Ini berkaitan dengan soal ‘kepantasan’ dan ‘dampak’ dari materi yang tersaji di wilayah publik. Dalam hal kepantasan, materi cabul dapat disejajarkan dengan aktivitas ‘buang air kecil di tempat umum’. Anda tentu saja boleh buang air kecil, namun kalau Anda melakukannya secara terbuka di hadapan publik, Anda dapat dianggap mengganggu ketertiban umum. Begitu juga, Anda tentu saja boleh merekam aktivitas hubungan seks Anda di rumah dengan kamera video. Anda mungkin bisa meminjamkan rekamannya ke teman Anda. Tapi begitu Anda menyebarkannya ke wilayah publik masalahnya jadi lain.
Isu ‘dampak’ adalah soal apa yang diakibatkan media porno, baik dalam proses pembuatannya maupun terhadap mereka yang mengkonsumsinya. Kembali ke contoh AS, penyebaran materi hubungan seks melalui media memang dipercaya akan mendorong promiskuitas, namun itu kini dilegalkan karena masyarakat AS memang mengizinkan promoskuitas. Namun penggambaran seks dengan kekerasan yang eksesif dilarang karena, antara lain, dipercaya akan berdampak pada penyuburan kekerasan seksual. Begitu juga pornografi anak dilarang karena dia dipercaya, antara lain, akan menyuburkan bentuk-bentuk eksploitasi anak secara seksual.
Dalam hal ini, pornografi tidak bisa disejajarkan dengan babi, melainkan dengan obat bius. Konsumen tidak dibiarkan memilih antara membeli atau tidak membeli obat bius, karena dampak yang ditimbulkan penggunaannya, baik terhadap individu pemakai maupun masyarakat. Begitu juga dengan pornografi. Kaum pejuang hak-hak perempuan dan anak telah menyuarakan bagaimana pornografi bukan saja isinya melecehkan dan merendahkan harkat perempuan dan anak, tapi juga mendorong para konsumennya menjalankan perilaku seksual yang menindas, menghina, dan penuh kekerasan. Para agamawan, ahli kesehatan dan pendidik menyuarakan bagaimana pornografi menyuburkan perilaku seks tidak sehat yang, pada gilirannya, menyuburkan berbagai masalah sosial: AIDS, kehamilan remaja, aborsi, orangtua tunggal, perceraian, yang terutama dirasakan dampak terburuknya di kalangan menengah ke bawah. Para ahli komunikasi menyedikan bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa segenap keprihatinan itu bukan sekadar kecemasan kosong semata.
Yang ingin ditunjukkan di sini ada cukup banyak alasan yang bisa digunakan untuk menjelaskan mengapa pelarangan terhadap pornografi bukanlah pengkhianatan terhadap prinsip kebebasan infromasi dan kebebasan individu untuk memilih. Di satu sisi, isunya adalah ‘kepantasan dan kesantunan’. Namun yang lebih penting lagi adalah apa yang ditimbulkan pornografi.
‘’Pornografi,’’ kata Angela Dorkin, ‘’adalah penghancuran tubuh dan jiwa perempuan’’.
Dorkin adalah seorang feminis, dan karena itu yang ia bicarakan ‘hanyalah’ perempuan. Namun bagi banyak pihak, yang dihancurkan pornografi jauh lebih luas dari itu: anak, pria, keluarga, masyarakat. Dan untuk alasan itu, terlalu hina rasanya untuk menyertakan kebebasan pornografi di dalam proses memperjuangkan kebebasan informasi.
Dalam ketiga kasus itu, kebebasan arus informasi dihambat. Di Bandung, polisi dikabarkan akan menjadikan si artis VCD sebagai tersangka dalam pasal pelanggaran kesusilaan. Dalam kasus kedua, si pembuat klip diminta melakukan revisi bila ingin produknya tetap disiarkan. Sementara di Jakarta, sang pengedar ditangkap dan lebih dari seratus ribu keping VCD yang disita kabarnya akan dihancurkan.
Salah satu reaksi yang lazim muncul saat kasus-kasus semacam itu mengemuka adalah kekhawatiran atas intervensi terhadap kebebasan informasi. Dalam hal ini, argumen yang lazim muncul adalah: apakah pelarangan semacam itu sejalan dengan kepercayaan kita terhadap manusia sebagai mahluk yang dinugerahi Allah kecerdasan untuk memilih informasi? Tidakkah pelarangan semacam itu adalah pengekangan terhadap kebebasan berekspresi yang seharusnya dijunjung tinggi? Tidakkah masyarakat seharusnya dijamin kemerdekaannya untuk mengeluarkan, menyebarkan dan menerima informasi?
Kasus mahasiswi UNPAD itu menarik. VCD itu merupakan rekaman sejumlah hubungan seks sang mahasiswi dengan teman kencannya yang dilakukan dengan kesadaran penuh. Dengan kata lain, mereka merekamnya dengan sengaja. Rekaman itu kemudian digandakan dan disebarluaskan, entah dengan alasan komersial atau alasan lainnya. Dengan begitu, tidakkah seharusnya hak sepasang sejoli itu dijamin atas dasar kepercayaan kita terhadap kebebasan informasi?
Umat Islam pada umumnya percaya bahwa pornografi adalah barang terlarang. Namun tetap pertanyaan di atas relevan diajukan. Apakah hanya karena umat Islam tidak boleh mengkonsumsi pornografi, produk tersebut jadinya tidak diizinkan beredar di pasar? Tidakkah pornografi bisa disejajarkan dengan babi, misalnya? Babi tidak dilarang, namun setiap makanan yang mengandung unsur babi bisa beredar secara terbuka selama menyertakan penjelasan tentang kandungan isinya, sehingga konsumen bisa menentukan sendiri apakah ia bersedia memakan makanan haram atau tidak?
Kekecualian . Untuk menjawab rangkaian argumen itu, yang perlu pertama kali diluruskan adalah pemahaman mengenai konsep kebebasan informasi. Kemerdekaan untuk mengumpulkan, menyebarkan dan menerima informasi memang adalah hak individu yang dijunjung tinggi secara universal. Namun, kemerdekaan itu tidak pernah berarti kemerdekaan absolut untuk menyebarkan infromasi apapun. Selalu ada hal-hal yang dikecualikan.
Tentu saja kekecualian itu bisa berbeda dari negara ke negara, tergantung konteks masyarakat masing-masing. Tapi marilah kita merujuk pada Amerika Serikat sebagai negara yang paling awal memberikan jaminan konstitusional atas kemerdekaan berekspresi, bicara, dan pers. Di AS, ketika orang berbicara tentang ‘freedom of speech’, ada sejumlah hal yang dinyatakan sebagai ‘unprotected speech’, dengan salah satunya adalah ‘obscenity’ (kecabulan, atau pornografi).
Jadi, berbeda dari dugaan banyak orang, pornografi sebenarnya adalah sesuatu yang terlarang di AS. Kalau kita kemudian menemukan suburnya industri seks di media di sana, itu terjadi karena longgarnya definisi pornografi yang berlaku. Sekadar gambar Cindy Crawford bertelanjang dada atau adegan ranjang Tom Cruise dan Nicole Kidman dianggap belum masuk dalam kategori ‘pornografis’. Namun adegan seks dengan kekerasan, atau yang menggunakan remaja di bawah 17 tahun, atau yang di luar ‘batas normal’ (seperti seks dengan hewan) akan dianggap sebagai produk cabul yang diancam dengan hukuman serius.
Liberalisasi definisi pornografi itu sendiri dimulai pada paruh kedua abad 20. Yang menyebabkan pelonggaran itu adalah revolusi perilaku seks masyarakat. Jadi, para era itu, konservatisme sikap terhadap seks di media dipertanyakan secara serius mengingat masyarakat secara pesat memang meninggalkan nilai-nilai kesucian seks. Dengan kata lain, mengapa seks masih harus dihambat terjaja secara terbuka di depan publik bila masyarakat memang sudah tidak menganggap seks sebagai hal yang suci dan secara ekskusif berlangsung di kamar tidur mereka yang sudah menikah? Namun bahkan dalam konteks sikap yang longgar tersebut, tetap ada materi-materi seks yang dikategorikan porno, dan itu dilarang.
Dampak. Pengalaman Amerika menunjukkan bahwa, pertama, pelarangan terhadap pornografi bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan prinsip kebebasan informasi. Kedua, definisi pornografi bukan tunggal dan sangat bergantung pada standard nilai masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Sampai saat ini pun, ada penafsiran berbeda tentang pornografi antara negara bagian dan daerah di AS. Majalah seks //Hustler//, misalnya, tidak bisa ditemukan di beberapa daerah karena diangap sebagai barang terlarang, sementara terjual bebas di wilayah lain.
Tapi, kembali pertanyaannya: mengapa kecabulan tidak tergolong ke dalam wilayah yang dilindungi dalam gagasan kebebasan informasi? Ini berkaitan dengan soal ‘kepantasan’ dan ‘dampak’ dari materi yang tersaji di wilayah publik. Dalam hal kepantasan, materi cabul dapat disejajarkan dengan aktivitas ‘buang air kecil di tempat umum’. Anda tentu saja boleh buang air kecil, namun kalau Anda melakukannya secara terbuka di hadapan publik, Anda dapat dianggap mengganggu ketertiban umum. Begitu juga, Anda tentu saja boleh merekam aktivitas hubungan seks Anda di rumah dengan kamera video. Anda mungkin bisa meminjamkan rekamannya ke teman Anda. Tapi begitu Anda menyebarkannya ke wilayah publik masalahnya jadi lain.
Isu ‘dampak’ adalah soal apa yang diakibatkan media porno, baik dalam proses pembuatannya maupun terhadap mereka yang mengkonsumsinya. Kembali ke contoh AS, penyebaran materi hubungan seks melalui media memang dipercaya akan mendorong promiskuitas, namun itu kini dilegalkan karena masyarakat AS memang mengizinkan promoskuitas. Namun penggambaran seks dengan kekerasan yang eksesif dilarang karena, antara lain, dipercaya akan berdampak pada penyuburan kekerasan seksual. Begitu juga pornografi anak dilarang karena dia dipercaya, antara lain, akan menyuburkan bentuk-bentuk eksploitasi anak secara seksual.
Dalam hal ini, pornografi tidak bisa disejajarkan dengan babi, melainkan dengan obat bius. Konsumen tidak dibiarkan memilih antara membeli atau tidak membeli obat bius, karena dampak yang ditimbulkan penggunaannya, baik terhadap individu pemakai maupun masyarakat. Begitu juga dengan pornografi. Kaum pejuang hak-hak perempuan dan anak telah menyuarakan bagaimana pornografi bukan saja isinya melecehkan dan merendahkan harkat perempuan dan anak, tapi juga mendorong para konsumennya menjalankan perilaku seksual yang menindas, menghina, dan penuh kekerasan. Para agamawan, ahli kesehatan dan pendidik menyuarakan bagaimana pornografi menyuburkan perilaku seks tidak sehat yang, pada gilirannya, menyuburkan berbagai masalah sosial: AIDS, kehamilan remaja, aborsi, orangtua tunggal, perceraian, yang terutama dirasakan dampak terburuknya di kalangan menengah ke bawah. Para ahli komunikasi menyedikan bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa segenap keprihatinan itu bukan sekadar kecemasan kosong semata.
Yang ingin ditunjukkan di sini ada cukup banyak alasan yang bisa digunakan untuk menjelaskan mengapa pelarangan terhadap pornografi bukanlah pengkhianatan terhadap prinsip kebebasan infromasi dan kebebasan individu untuk memilih. Di satu sisi, isunya adalah ‘kepantasan dan kesantunan’. Namun yang lebih penting lagi adalah apa yang ditimbulkan pornografi.
‘’Pornografi,’’ kata Angela Dorkin, ‘’adalah penghancuran tubuh dan jiwa perempuan’’.
Dorkin adalah seorang feminis, dan karena itu yang ia bicarakan ‘hanyalah’ perempuan. Namun bagi banyak pihak, yang dihancurkan pornografi jauh lebih luas dari itu: anak, pria, keluarga, masyarakat. Dan untuk alasan itu, terlalu hina rasanya untuk menyertakan kebebasan pornografi di dalam proses memperjuangkan kebebasan informasi.
Jepret,Setelah heboh Bandung Lautan Asmara, kini muncul kasus serupa dengan judul VCD Casting. Sama seperti VCD sebelumnya, VCD Casting ini juga menjadi pembicaraan orang banyak, juga buruan para pecandu film blue.
VCD yang memamerkan 9 calon model lokal yang tengah melenggak-lenggok memamerkan tubuhnya yang tanpa busana itu, oleh pihak berwajib dianggap sebagai salah satu bentuk VCD porno, meski di dalamnya tidak ada satupun diantara model tersebut yang beradegan sedang bergelut dengan seorang pria.
Menariknya, dari 9 model tersebut, beberapa diantaranya pernah membintangi beberapa iklan dan sinetron. Bahkan ada juga yang pernah menjadi gadis sampul sebuah majalah remaja. Mereka yang disebut-sebut terlibat dalam casting tersebut diantaranya Cut Nadira (18), siswi SMU Jakarta, Susi Widaningsih (14) siswi SLTP Jakarta, Helen (20), mahasiswi universitas swasta, Jakarta. Gadis ini mengaku pula sebagai model dan bintang sinetron. Lalu, Melvy Noviza (20), tamatan SMA yang mengaku sempat menjadi gadis sampul sebuah majalah tahun 1996, sempat membintangi beberapa sinetron, dan iklan. Reski Novita (19), yang sempat menjadi foto model kalender dan gadis sampul majalah tahun 1999, juga pernah membintangi beberapa sinetron. Kemudian Gerhana (22), seorang model, Marita (25), bintang iklan, serta Nadia (19), model dan bintang iklan produk Nature, juga sempat menjadi gadis sampul majalah.
Lalu bagaimana mereka bisa terlibat dalam pembuatan VCD porno tersebut ? Melvy Noviza, salah satu dari 9 model yang terjebak dalam kasus pembuatan VCD porno tersebut menuturkannya dalam jumpa pers dengan beberapa wartawan. Menurut Melvy, awalnya, pertengahan Juni 2000 lalu ia ditawari salah satu agensinya, Budi Setiawan untuk mengikuti kasting iklan sabun Camay. Sama seperti model-model baru lainnya, Melvy pun berminat mengikuti kasting tersebut. Dengan ditemani Budi, pria keturunan berbadan agak gemuk itu, Melvy mendatangi lokasi kasting.
"Saya diajak ke PH Indocroma di daerah Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Waktu saya datang sudah ada beberapa model yang juga akan dikasting. Waktu di kasting, saya disuruh buka pakaian. Karena saya pikir ini iklan sabun, jadi wajar kalau kastingnya disuruh melepaskan pakaian. Dan lagi, saya mau terima tawaran ini karena saya tahu Budi itu agensi saya, dia juga janji tidak akan macam-macam. Saya sudah kenal baik dengan Budi, dia juga tahu kalau saya anak yatim. Jadi waktu itu saya nggak ada pikirin buruk terhadap Budi,” tutur cewek berkulit putih dan bertampang sendu ini.
Akhirnya, Melvy pun mau juga melepas pakaiannya satu persatu untuk keperluan casting tersebut. Dalam VCD tersebut, memang terlihat wajah Melvy yang tengah bergaya menanggalkan pakaiannya, hingga cuma bra dan CD-nya. Tapi, saat jumpa pers, Melvy mengaku dirinya tidak sampai bugil. "Saya tidak melepas semua pakaian. Jadi saya cuma pakai kemben. Mungkin itu hanya trik kamera saja. Saya juga nggak tahu kok bisa seperti itu jadinya,” ujar Melvy yang saat casting itu hanya ada dirinya, Budi dan kameramen bernama Arifin.
Saat itu, Melvy mengaku berpikir profesional saja. Sampai akhirnya ia mulai curiga, ketika Budi mengontaknya dan memintanya untuk menemani salah satu klien iklan di sebuah diskotik. “Saya curiga karena kok membicarakan soal pekerjaan di diskotik, kenapa tidak dikantor. Akhirnya tawaran itu saya tolak. Karena tidak ada kontrak perjanjian kerja, Budi bersama temannya Josh, Deril, dan Arifin (kabarnya mereka kerja di beberapa stasiun televisi swasta -red) sempat marah sama saya. Sampai akhirnya ada kabar dari Budi, kalau kastingnya gagal karena model yang dipakai ternyata model bule. Saya sih tidak apa-apa tdak mendapatkan iklan tersebut. Tapi setelah tahu Budi mengedarkan foto di internet dan membuat adegan-adegan saya dalam bentuk VCD, saya marah,” papar cewek yang mengaku belum sempat menonton VCD nya itu.
Melvy mengaku sangat terkejut dan shock saat tahu nama dan pose telanjangnya beredar di pasaran. “Saya nggak kepikiran ke situ. Karena waktu itu saya nggak telanjang,” ucap anak ke tiga dari lima bersaudara ini. Karena dianggap telah mencemarkan nama baiknya itulah, akhirnya Melvy lewat kuasa hukumnya, Desri Noviar, SH, akan menggugat Budi Setiawan, yang dianggap dalang permasalahan ini.
VCD yang memamerkan 9 calon model lokal yang tengah melenggak-lenggok memamerkan tubuhnya yang tanpa busana itu, oleh pihak berwajib dianggap sebagai salah satu bentuk VCD porno, meski di dalamnya tidak ada satupun diantara model tersebut yang beradegan sedang bergelut dengan seorang pria.
Menariknya, dari 9 model tersebut, beberapa diantaranya pernah membintangi beberapa iklan dan sinetron. Bahkan ada juga yang pernah menjadi gadis sampul sebuah majalah remaja. Mereka yang disebut-sebut terlibat dalam casting tersebut diantaranya Cut Nadira (18), siswi SMU Jakarta, Susi Widaningsih (14) siswi SLTP Jakarta, Helen (20), mahasiswi universitas swasta, Jakarta. Gadis ini mengaku pula sebagai model dan bintang sinetron. Lalu, Melvy Noviza (20), tamatan SMA yang mengaku sempat menjadi gadis sampul sebuah majalah tahun 1996, sempat membintangi beberapa sinetron, dan iklan. Reski Novita (19), yang sempat menjadi foto model kalender dan gadis sampul majalah tahun 1999, juga pernah membintangi beberapa sinetron. Kemudian Gerhana (22), seorang model, Marita (25), bintang iklan, serta Nadia (19), model dan bintang iklan produk Nature, juga sempat menjadi gadis sampul majalah.
Lalu bagaimana mereka bisa terlibat dalam pembuatan VCD porno tersebut ? Melvy Noviza, salah satu dari 9 model yang terjebak dalam kasus pembuatan VCD porno tersebut menuturkannya dalam jumpa pers dengan beberapa wartawan. Menurut Melvy, awalnya, pertengahan Juni 2000 lalu ia ditawari salah satu agensinya, Budi Setiawan untuk mengikuti kasting iklan sabun Camay. Sama seperti model-model baru lainnya, Melvy pun berminat mengikuti kasting tersebut. Dengan ditemani Budi, pria keturunan berbadan agak gemuk itu, Melvy mendatangi lokasi kasting.
"Saya diajak ke PH Indocroma di daerah Percetakan Negara, Jakarta Pusat. Waktu saya datang sudah ada beberapa model yang juga akan dikasting. Waktu di kasting, saya disuruh buka pakaian. Karena saya pikir ini iklan sabun, jadi wajar kalau kastingnya disuruh melepaskan pakaian. Dan lagi, saya mau terima tawaran ini karena saya tahu Budi itu agensi saya, dia juga janji tidak akan macam-macam. Saya sudah kenal baik dengan Budi, dia juga tahu kalau saya anak yatim. Jadi waktu itu saya nggak ada pikirin buruk terhadap Budi,” tutur cewek berkulit putih dan bertampang sendu ini.
Akhirnya, Melvy pun mau juga melepas pakaiannya satu persatu untuk keperluan casting tersebut. Dalam VCD tersebut, memang terlihat wajah Melvy yang tengah bergaya menanggalkan pakaiannya, hingga cuma bra dan CD-nya. Tapi, saat jumpa pers, Melvy mengaku dirinya tidak sampai bugil. "Saya tidak melepas semua pakaian. Jadi saya cuma pakai kemben. Mungkin itu hanya trik kamera saja. Saya juga nggak tahu kok bisa seperti itu jadinya,” ujar Melvy yang saat casting itu hanya ada dirinya, Budi dan kameramen bernama Arifin.
Saat itu, Melvy mengaku berpikir profesional saja. Sampai akhirnya ia mulai curiga, ketika Budi mengontaknya dan memintanya untuk menemani salah satu klien iklan di sebuah diskotik. “Saya curiga karena kok membicarakan soal pekerjaan di diskotik, kenapa tidak dikantor. Akhirnya tawaran itu saya tolak. Karena tidak ada kontrak perjanjian kerja, Budi bersama temannya Josh, Deril, dan Arifin (kabarnya mereka kerja di beberapa stasiun televisi swasta -red) sempat marah sama saya. Sampai akhirnya ada kabar dari Budi, kalau kastingnya gagal karena model yang dipakai ternyata model bule. Saya sih tidak apa-apa tdak mendapatkan iklan tersebut. Tapi setelah tahu Budi mengedarkan foto di internet dan membuat adegan-adegan saya dalam bentuk VCD, saya marah,” papar cewek yang mengaku belum sempat menonton VCD nya itu.
Melvy mengaku sangat terkejut dan shock saat tahu nama dan pose telanjangnya beredar di pasaran. “Saya nggak kepikiran ke situ. Karena waktu itu saya nggak telanjang,” ucap anak ke tiga dari lima bersaudara ini. Karena dianggap telah mencemarkan nama baiknya itulah, akhirnya Melvy lewat kuasa hukumnya, Desri Noviar, SH, akan menggugat Budi Setiawan, yang dianggap dalang permasalahan ini.
Tak cuma portal raksasa Yahoo!com yang bersikap ekstra hati-hati terhadap segala materi yang menyangkut pornografi. Ini terbukti dari penolakan sejumlah suratkabar di AS untuk memuat iklan tentang suatu film bermuatan adegan-adegan seksual secara eksplisit.
Beberapa hari belakangan ramai diberitakan bagaimana Yahoo!com akhirnya memutuskan bakal menjauhi materi pornografis. Namun, itu baru dilakukan setelah rencana memasukkan materi pornografis itu sempat 'merembes' keluar dan menuai protes keras dari kanan-kiri.
Beberapa pengamat menyatakan langkah itu rencananya bakal ditempuh salah satu dotcomer tersukses di dunia itu setelah bisnisnya belakangan luar biasa babak belur.
Lebih dari 50 suratkabar di Negeri Paman Sam itu, menurut laporan sejumlah media, pekan ini resmi menolak memuat iklan film kontroversial baru karya Wayne Wang bertajuk The Center of the World. Iklan hitam putih dimaksud menggambarkan seorang wanita bugil yang bersandar sambil bersiap-siap menghisap permen loli. Gambar, diambil dari sisi bawah. Si model mejeng dengan satu kakinya di udara sementar tumit tingginya sedikit menutupi selangkangannya.
Di antara suratkabar-suratkabar prestisius yang menolak iklan tersebut adalah The New York Times, Chicago Sun-Times, St Louis Post-Dispatch, Boston Globe, Philadelphia Inquirer, San Jose Mercury dan Los Angeles Times.
Namun, dengan atau tanpa iklan tersebut, film The Center of the World akan mulai tayang minggu ini di New York. Keseluruhan gambar diambil dalam film digital, dengan Peter Sarsgaard sebagai bintang yang memerankan seorang insinyur komputer dalam petualangan erotisnya. Pasangannya adalah Molly Parker, yang bermain sebagai drummer perempuan yang bekerja paruh waktu sebagai stripper agar dapat membayar tagihan-tagihan rekeningnya.
Setelah Sarsgaard digambarkan menari bersama Parker, ia menawarkan uang sejumlah AS$10.000 pada Parker untuk menemaninya ke Las Vegas di akhir minggu. Parker menerima tawaran itu dengan syarat : tanpa ciuman di bibir, tanpa pembicaraan dengan perasaan, tanpa hubungan intim. Mereka akan berada di kamar-kamar tersendiri, dan jam pejumpaan dibatasi.
Secara normal, bagian-bagian tersebut perlahan-lahan remuk satu demi satu mengikuti alur cerita. Iklan The Center of the World adalah isu kontroversial menyangkut aspek pemasaran suatu film yang kedua dari New York -- markas perusahaan distributor film Artisan Entertainment.
Sebelumnya, perusahaan yang menggunakan internet untuk memasarkan The Blair Witch Project, itu telah mengoperasikan suatu kegiatan promosi di mana para pengunjung situs dapat masuk ruang ganti dari klub telanjang virtual dan melakukan gerakan simulasi secara interaktif dengan artis porno Alisha Klass, yang muncul sebagai penari di film tersebut.
Sutradara film Wayne Wang (sebelumnya juga diketahui menggarap The Joy Luck Club), memberi respon dalam harian Daily News soal penolakan pemuatan iklan oleh harian-harian tersebut.
"Secara jelas, dari hari pertama, film ini ditujukan dan diperuntukkan bagi orang dewasa," katanya.
Ia mengatakan bahwa situs yang dibangunnya untuk The Blair Witch Project adalah hasil dari rasa frustasinya terhadap keengganan industri film untuk membuat film yang serius, erotik, bagi orang dewasa. "Ayo, berikan orang-orang pengalaman yang sama denganyang dialami karakter-karakter yang ada di film. Anda bertemu dengan seorang penari telanjang. Dia memberi Anda tarian. Anda bicara padanya dan dalam tingkat pribadi, mendapat kepercayaan. Lantas mungkin akhirnya mengajaknya keluar."
Dengan kata lain, perdebatan soal pornografi memang bisa luar biasa panjang lebar. Yang pasti, setidaknya di AS, lembaga-lembaga 'mapan' yang aktif di industri media tampaknya bakal selalu menyikapi hal ini dengan hati-hati, bahkan jika itu menyangkut kemungkinan mereka menerima revenue yang lebih sedikit.
Beberapa hari belakangan ramai diberitakan bagaimana Yahoo!com akhirnya memutuskan bakal menjauhi materi pornografis. Namun, itu baru dilakukan setelah rencana memasukkan materi pornografis itu sempat 'merembes' keluar dan menuai protes keras dari kanan-kiri.
Beberapa pengamat menyatakan langkah itu rencananya bakal ditempuh salah satu dotcomer tersukses di dunia itu setelah bisnisnya belakangan luar biasa babak belur.
Lebih dari 50 suratkabar di Negeri Paman Sam itu, menurut laporan sejumlah media, pekan ini resmi menolak memuat iklan film kontroversial baru karya Wayne Wang bertajuk The Center of the World. Iklan hitam putih dimaksud menggambarkan seorang wanita bugil yang bersandar sambil bersiap-siap menghisap permen loli. Gambar, diambil dari sisi bawah. Si model mejeng dengan satu kakinya di udara sementar tumit tingginya sedikit menutupi selangkangannya.
Di antara suratkabar-suratkabar prestisius yang menolak iklan tersebut adalah The New York Times, Chicago Sun-Times, St Louis Post-Dispatch, Boston Globe, Philadelphia Inquirer, San Jose Mercury dan Los Angeles Times.
Namun, dengan atau tanpa iklan tersebut, film The Center of the World akan mulai tayang minggu ini di New York. Keseluruhan gambar diambil dalam film digital, dengan Peter Sarsgaard sebagai bintang yang memerankan seorang insinyur komputer dalam petualangan erotisnya. Pasangannya adalah Molly Parker, yang bermain sebagai drummer perempuan yang bekerja paruh waktu sebagai stripper agar dapat membayar tagihan-tagihan rekeningnya.
Setelah Sarsgaard digambarkan menari bersama Parker, ia menawarkan uang sejumlah AS$10.000 pada Parker untuk menemaninya ke Las Vegas di akhir minggu. Parker menerima tawaran itu dengan syarat : tanpa ciuman di bibir, tanpa pembicaraan dengan perasaan, tanpa hubungan intim. Mereka akan berada di kamar-kamar tersendiri, dan jam pejumpaan dibatasi.
Secara normal, bagian-bagian tersebut perlahan-lahan remuk satu demi satu mengikuti alur cerita. Iklan The Center of the World adalah isu kontroversial menyangkut aspek pemasaran suatu film yang kedua dari New York -- markas perusahaan distributor film Artisan Entertainment.
Sebelumnya, perusahaan yang menggunakan internet untuk memasarkan The Blair Witch Project, itu telah mengoperasikan suatu kegiatan promosi di mana para pengunjung situs dapat masuk ruang ganti dari klub telanjang virtual dan melakukan gerakan simulasi secara interaktif dengan artis porno Alisha Klass, yang muncul sebagai penari di film tersebut.
Sutradara film Wayne Wang (sebelumnya juga diketahui menggarap The Joy Luck Club), memberi respon dalam harian Daily News soal penolakan pemuatan iklan oleh harian-harian tersebut.
"Secara jelas, dari hari pertama, film ini ditujukan dan diperuntukkan bagi orang dewasa," katanya.
Ia mengatakan bahwa situs yang dibangunnya untuk The Blair Witch Project adalah hasil dari rasa frustasinya terhadap keengganan industri film untuk membuat film yang serius, erotik, bagi orang dewasa. "Ayo, berikan orang-orang pengalaman yang sama denganyang dialami karakter-karakter yang ada di film. Anda bertemu dengan seorang penari telanjang. Dia memberi Anda tarian. Anda bicara padanya dan dalam tingkat pribadi, mendapat kepercayaan. Lantas mungkin akhirnya mengajaknya keluar."
Dengan kata lain, perdebatan soal pornografi memang bisa luar biasa panjang lebar. Yang pasti, setidaknya di AS, lembaga-lembaga 'mapan' yang aktif di industri media tampaknya bakal selalu menyikapi hal ini dengan hati-hati, bahkan jika itu menyangkut kemungkinan mereka menerima revenue yang lebih sedikit.
MAJALAH wanita zaman sekarang giat mendidik pembacanya untuk asertif secara seksual. Bukan hanya memaparkan cara memanaskan hubungan cinta, lusinan majalah wanita juga menerangkan teknik bercinta lengkap dengan penyebutan organ-organ genital. Anehnya, revolusi ini menjalar ke televisi dengan begitu lamban. Baru setelah skandal seks Bill Clinton – Monica Lewinsky diperkarakan di muka Kongres Amerika pada 1998 dan keluar laporan kesaksiannya dalam sexually explicit language, teve mulai berani membicarakan seks dengan terbuka.
Sex and the City -- SaC, seri teve keluaran HBO yang mengumpulkan sejumlah penghargaan prestisius, tentulah tontonan paling hebat dalam melukiskan wanita sebagai makhluk seksual yang aktif. Sejak ditayangkan pada musim panas 1998, SaC menjelma jadi sensasi budaya pop, meski cuma disaksikan sekitar 2,7 juta pelanggan HBO. Empat wanita dalam seri yang disadur dari kolom asuhan Candace Bushnell di New York Observer ini mengobrolkan aneka masalah seks, termasuk selera bercinta yang paling aneh serta alat bantunya yang mencengangkan. "Kupikir kami sukses karena telah mengisi ruang yang lowong di teve," ulas Kim Cattrall, 45, salah satu pemerannya. "Kami menggarap lahan yang benar-benar segar," lanjut produser eksekutifnya, Michael Patric King.
Tentu saja angin segar ini bertiup akibat makin runcingnya kompetisi antara jaringan teve dan teve kabel serta antara teve kabel dan internet. Selain itu sistem rating bioskop yang tak bisa dilonggarkan membuat pembuat film beralih ke teve yang nyatanya lebih permisif. Keberhasilan SaC mengeksplorasi seks membuat cemas saingannya. Maka seri yang semula sopan seperti Ally McBeal berangsur-angsur genit. Sebuah episodenya bercerita tentang kursus patung yang diikuti Ally -- Calista Flockhart, dan seorang teman, lalu ada pria yang menanggalkan busananya untuk jadi model para peserta kursus. Sejenak kemudian Ally dan rekan tampak terperangah menyaksikan ukuran alat vital sang model yang di atas rata-rata. Wah!
Berikutnya lahir pula tontonan seksi seperti Undressed -- MTV; Girlfriends -- UPN; The View -- ABC; Leap of Faith -- NBC; Manchester Prep -- Fox; juga Single in the City -- Women’s Entertainment. Bahkan seri remaja dari Dawson’c Creek, Buffy the Vampire Slayer, sampai Felicity -- semuanya Warner Bros. makin kerap menggambarkan hubungan intim antara anak sekolah. "Remaja mana sih yang tak terobsesi dengan seks?" ucap Susanne Daniels, presiden entertainment Warner Bros. soal makin seksinya seri remaja yang dikeluarkan perusahaannya.
Bahkan hingga beberapa tahun lalu saat Melrose Place, 1992-1999, masih tayang, seks belum dipercakapkan segamblang sekarang. "Dulu untuk meloloskan dialog berisi sumpah serapah saja aku mesti bertengkar dulu dengan produser," kenang Darren Star, kreator Melrose Place. Sementara itu sembilan tahun lalu penonton Amerika protes ketika bagian belakang tubuh David Caruso disorot jelas di seri NYPD Blue. Kebebasan seperti yang dicontohkan SaC bukannya tanpa batas. Hingga kini teve kabel dan jaringan masih menabukan kata f*** dan adegan bugil frontal. HBO juga masih melarang penampakan alat vital pria, apapun alasannya. Selain ketiga hal itu, segalanya bisa dinegosiasikan.
Meski diyakini bisa digunakan untuk menjaring penonton muda, seks sebenarnya masih kerap dihindari para pengiklan. "Banyak pengiklan yang berpesan agar adegan seks dihilangkan kalau kami mau mereka membeli spot iklan," kata Bill Croasdale dari perusahaan media Western Initiative. Ketika seks begitu terbuka di teve, kesan soft porn pun muncul. King, produser SaC, tak hendak membela diri. Namun dia mau menggarisbawahi, adegan seks di SaC tak bakal disaksikan dari A sampai Z, melainkan cukup sampai membuat penonton bergairah.
Sukses menjual seks di teve, pengusaha hiburan kemudian mengadopsinya ke layar lebar. Lihatlah bagaimana agresifnya para wanita di Bridget Jones’s Diary, Kissing Jessica Stein, dan yang terbaru The Sweetest Thing. "SaC membuka pintu bagi wanita untuk berbicara sebagaimana mereka berbicara sebenar-benarnya," jelas Christina Applegate yang membintangi The Sweetest Thing bersama Cameron Diaz dan Selma Blair. Tara Reid yang main di American Pie, sebuah komedi seks vulgar, menyetujuinya. Dia bilang, "Para gadis membicarakan seks sesering pria melakukannya dan SaC menunjukkan bagaimana melakukannya dengan cara yang humoris.”
Ungkapan yang lebih ilmiah dikemukakan Kathleen Rowe Karlyn. Penulis buku The Unruly Women: Gender and Genres of Laughter yang mengajar studi film di University of Oregon ini berteori, "Wanita dengan kepercayaan diri untuk menjadi seksual dan jenaka adalah paket yang mengancam. Kualitas seperti ini biasanya diwujudkan dalam sosok yang sedikit jelek, seperti Roseanne, dan hampir tak pernah dalam sosok yang cantik."
Sementara sutradara John McKay yang film terbarunya berkisah soal wanita-wanita sukses usia 30-an dan 40-an yang tak didampingi pria mengungkapkan, "Lelaki merasa terancam berhadapan dengan wanita yang memiliki pengalaman seksual. Mereka juga terancam dengan wanita yang senang mencari pengalaman seksual tanpa dihalangi rantai komitmen." Benar juga. Tontonlah Chasing Amy, film awal Ben Affleck, yang memperlihatkan bagaimana pria tak sanggup bersisian dengan kekasih yang pengalaman seksualnya jauh lebih hebat, hingga terjadi hal menyakitkan bagi keduanya. Pantaslah bila wanita jarang digambarkan di teve atau film sebagai sosok yang lebih superior di atas ranjang.
Iris Cahn, kepala program film di Purchase College, SUNY, tidak sependapat. Di matanya, wanita yang agresif seperti tampak di beberapa film tak lebih untuk memuaskan fantasi pria. Cahn juga mengingatkan, Hollywood tak bakal sanggup melukiskan wanita yang benar-benar seksual. "Ada film berjudul Margarita Happy Hour yang menggambarkan tokoh utamanya bercinta di kamar mandi dan mencari uang dengan menggambar lukisna porno. Mungkinkah Hollywood mempromosikan tipe seksualitas seperti ini, bukannya yang ringan a la Britney Spears?” gugat Cahn.
Poin yang berbeda diajukan Billie Dziech, profesor di University of Cincinnati yang mengajar mata kuliah "Seks dan Peran Gender dalam Biologi". Dia yakin, wanita sejati tidak seseksual yang diperlihatkan The Sweetest Thing. "Sebagian besar riset membuktikan kalau pria, utamanya pria muda, terlibat dalam lebih banyak perilaku menjijikkan dan humor seks dan lebih sering berganti-ganti mitra seks," papar Dziech, mengutip survei yang dilakukan di UCLA. "Wanita yang bebas dalam seks tidak sesuai dengan stereotipe wanita muda yang menontonnya," tambahnya. Dziech khawatir, film-film seperti itu justru akan mengilhami mereka untuk bersikap “jorok”.
Cathy Konrad yang memproduseri The Sweetest Thing cuma tertawa mendengarnya. "Oh, please. Gadis yang di rambutnya melekat sperma -- maaf! -- seperti di There’s Something About Mary tidak melakukan apapun yang menjijikkan. Mereka hanya terkena hal yang menjijikkan,” ia memberi alasan.
Kembali ke layar kaca, pandangan wanita soal seks dan pria di seri teve disesalkan oleh beberapa pihak, di antaranya Dalton Ross dari Entertainment Weekly. Ross menulis, "Apakah wanita di program televisi masa kini kehilangan moral?" Dia lantas menyayangkan bagaimana Ally McBeal -- Ally McBeal, yang lebih memikirkan pria ketimbang kariernya di bidang hukum. Atau Carrie -- SaC yang bingung mau kembali ke pacar lama atau tidak. Atau Faith -- Leap of Faith, yang panas dingin dalam sebuah wawancara bisnis hanya karena berhadapan dengan pria yang imut-imut, lalu tidur dengan pria lain meski telah bertunangan. Mungkin juga, semua itu hanya fantasi para pria yang berdiri di belakang semua tontonan itu.
Sex and the City -- SaC, seri teve keluaran HBO yang mengumpulkan sejumlah penghargaan prestisius, tentulah tontonan paling hebat dalam melukiskan wanita sebagai makhluk seksual yang aktif. Sejak ditayangkan pada musim panas 1998, SaC menjelma jadi sensasi budaya pop, meski cuma disaksikan sekitar 2,7 juta pelanggan HBO. Empat wanita dalam seri yang disadur dari kolom asuhan Candace Bushnell di New York Observer ini mengobrolkan aneka masalah seks, termasuk selera bercinta yang paling aneh serta alat bantunya yang mencengangkan. "Kupikir kami sukses karena telah mengisi ruang yang lowong di teve," ulas Kim Cattrall, 45, salah satu pemerannya. "Kami menggarap lahan yang benar-benar segar," lanjut produser eksekutifnya, Michael Patric King.
Tentu saja angin segar ini bertiup akibat makin runcingnya kompetisi antara jaringan teve dan teve kabel serta antara teve kabel dan internet. Selain itu sistem rating bioskop yang tak bisa dilonggarkan membuat pembuat film beralih ke teve yang nyatanya lebih permisif. Keberhasilan SaC mengeksplorasi seks membuat cemas saingannya. Maka seri yang semula sopan seperti Ally McBeal berangsur-angsur genit. Sebuah episodenya bercerita tentang kursus patung yang diikuti Ally -- Calista Flockhart, dan seorang teman, lalu ada pria yang menanggalkan busananya untuk jadi model para peserta kursus. Sejenak kemudian Ally dan rekan tampak terperangah menyaksikan ukuran alat vital sang model yang di atas rata-rata. Wah!
Berikutnya lahir pula tontonan seksi seperti Undressed -- MTV; Girlfriends -- UPN; The View -- ABC; Leap of Faith -- NBC; Manchester Prep -- Fox; juga Single in the City -- Women’s Entertainment. Bahkan seri remaja dari Dawson’c Creek, Buffy the Vampire Slayer, sampai Felicity -- semuanya Warner Bros. makin kerap menggambarkan hubungan intim antara anak sekolah. "Remaja mana sih yang tak terobsesi dengan seks?" ucap Susanne Daniels, presiden entertainment Warner Bros. soal makin seksinya seri remaja yang dikeluarkan perusahaannya.
Bahkan hingga beberapa tahun lalu saat Melrose Place, 1992-1999, masih tayang, seks belum dipercakapkan segamblang sekarang. "Dulu untuk meloloskan dialog berisi sumpah serapah saja aku mesti bertengkar dulu dengan produser," kenang Darren Star, kreator Melrose Place. Sementara itu sembilan tahun lalu penonton Amerika protes ketika bagian belakang tubuh David Caruso disorot jelas di seri NYPD Blue. Kebebasan seperti yang dicontohkan SaC bukannya tanpa batas. Hingga kini teve kabel dan jaringan masih menabukan kata f*** dan adegan bugil frontal. HBO juga masih melarang penampakan alat vital pria, apapun alasannya. Selain ketiga hal itu, segalanya bisa dinegosiasikan.
Meski diyakini bisa digunakan untuk menjaring penonton muda, seks sebenarnya masih kerap dihindari para pengiklan. "Banyak pengiklan yang berpesan agar adegan seks dihilangkan kalau kami mau mereka membeli spot iklan," kata Bill Croasdale dari perusahaan media Western Initiative. Ketika seks begitu terbuka di teve, kesan soft porn pun muncul. King, produser SaC, tak hendak membela diri. Namun dia mau menggarisbawahi, adegan seks di SaC tak bakal disaksikan dari A sampai Z, melainkan cukup sampai membuat penonton bergairah.
Sukses menjual seks di teve, pengusaha hiburan kemudian mengadopsinya ke layar lebar. Lihatlah bagaimana agresifnya para wanita di Bridget Jones’s Diary, Kissing Jessica Stein, dan yang terbaru The Sweetest Thing. "SaC membuka pintu bagi wanita untuk berbicara sebagaimana mereka berbicara sebenar-benarnya," jelas Christina Applegate yang membintangi The Sweetest Thing bersama Cameron Diaz dan Selma Blair. Tara Reid yang main di American Pie, sebuah komedi seks vulgar, menyetujuinya. Dia bilang, "Para gadis membicarakan seks sesering pria melakukannya dan SaC menunjukkan bagaimana melakukannya dengan cara yang humoris.”
Ungkapan yang lebih ilmiah dikemukakan Kathleen Rowe Karlyn. Penulis buku The Unruly Women: Gender and Genres of Laughter yang mengajar studi film di University of Oregon ini berteori, "Wanita dengan kepercayaan diri untuk menjadi seksual dan jenaka adalah paket yang mengancam. Kualitas seperti ini biasanya diwujudkan dalam sosok yang sedikit jelek, seperti Roseanne, dan hampir tak pernah dalam sosok yang cantik."
Sementara sutradara John McKay yang film terbarunya berkisah soal wanita-wanita sukses usia 30-an dan 40-an yang tak didampingi pria mengungkapkan, "Lelaki merasa terancam berhadapan dengan wanita yang memiliki pengalaman seksual. Mereka juga terancam dengan wanita yang senang mencari pengalaman seksual tanpa dihalangi rantai komitmen." Benar juga. Tontonlah Chasing Amy, film awal Ben Affleck, yang memperlihatkan bagaimana pria tak sanggup bersisian dengan kekasih yang pengalaman seksualnya jauh lebih hebat, hingga terjadi hal menyakitkan bagi keduanya. Pantaslah bila wanita jarang digambarkan di teve atau film sebagai sosok yang lebih superior di atas ranjang.
Iris Cahn, kepala program film di Purchase College, SUNY, tidak sependapat. Di matanya, wanita yang agresif seperti tampak di beberapa film tak lebih untuk memuaskan fantasi pria. Cahn juga mengingatkan, Hollywood tak bakal sanggup melukiskan wanita yang benar-benar seksual. "Ada film berjudul Margarita Happy Hour yang menggambarkan tokoh utamanya bercinta di kamar mandi dan mencari uang dengan menggambar lukisna porno. Mungkinkah Hollywood mempromosikan tipe seksualitas seperti ini, bukannya yang ringan a la Britney Spears?” gugat Cahn.
Poin yang berbeda diajukan Billie Dziech, profesor di University of Cincinnati yang mengajar mata kuliah "Seks dan Peran Gender dalam Biologi". Dia yakin, wanita sejati tidak seseksual yang diperlihatkan The Sweetest Thing. "Sebagian besar riset membuktikan kalau pria, utamanya pria muda, terlibat dalam lebih banyak perilaku menjijikkan dan humor seks dan lebih sering berganti-ganti mitra seks," papar Dziech, mengutip survei yang dilakukan di UCLA. "Wanita yang bebas dalam seks tidak sesuai dengan stereotipe wanita muda yang menontonnya," tambahnya. Dziech khawatir, film-film seperti itu justru akan mengilhami mereka untuk bersikap “jorok”.
Cathy Konrad yang memproduseri The Sweetest Thing cuma tertawa mendengarnya. "Oh, please. Gadis yang di rambutnya melekat sperma -- maaf! -- seperti di There’s Something About Mary tidak melakukan apapun yang menjijikkan. Mereka hanya terkena hal yang menjijikkan,” ia memberi alasan.
Kembali ke layar kaca, pandangan wanita soal seks dan pria di seri teve disesalkan oleh beberapa pihak, di antaranya Dalton Ross dari Entertainment Weekly. Ross menulis, "Apakah wanita di program televisi masa kini kehilangan moral?" Dia lantas menyayangkan bagaimana Ally McBeal -- Ally McBeal, yang lebih memikirkan pria ketimbang kariernya di bidang hukum. Atau Carrie -- SaC yang bingung mau kembali ke pacar lama atau tidak. Atau Faith -- Leap of Faith, yang panas dingin dalam sebuah wawancara bisnis hanya karena berhadapan dengan pria yang imut-imut, lalu tidur dengan pria lain meski telah bertunangan. Mungkin juga, semua itu hanya fantasi para pria yang berdiri di belakang semua tontonan itu.
Ade Armando, Ketua Pelaksana Harian MARKA (Lembaga Media Ramah Keluarga)
Media berbau pornografis marak lagi, mendompleng atmosfir reformasi dan kemerdekaan pers. Sebut saja TOP, MaP, Harmonis, Desah, KISS, TRAgedi, Liberty, dan Pengakuan. Belum lagi media lama yang selama ini tampil malu-malu dan terbungkus jargon seni, seperti Popular, Matra, dan Pos Film.
Konon, masalah ini sudah dibawa ke sidang Kabinet dan ke Gedung MPR/DPR. Reaksi yang berdatangan, terutama dari tokoh dan LSM yang selama ini berteriak keras, terkesan lamban dan belum terlalu banyak.
Masyarakat mulai geram akan kelambanan pihak-pihak pemerintah maupun non-pemerintah itu. Salah seorang yang mewakilinya adalah Ade Armando. Ketua Pelaksana Harian MARKA (Lembaga Media Ramah Keluarga) yang juga dosen Ilmu Komunikasi di FISIP Universitas Indonesia.
Sebagai ahli ilmu Komunikasi, ia tahu persis tentang dampak negatif, selain yang positif dan daya rusak lembaga yang bernama media ini, baik media cetak (majalah, komik, surat kabar, buku, tabloid) atau elektronik (film layar lebar, televisi, kaset, Laser Disc, VCD, CD-ROM, computer game, Internet).
Ade merasa tak cukup hanya berbicara di kelas, tapi bersama tokoh LSM lain seperti Haidar Bagir, Zaim Saidi, Marwah Daud Ibrahim menggalang sebuah gerakan bernama MARKA. Lembaga yang didirikan 10 Juni 1998 ini memang mengkhususkan diri sebagai pemantau media.
"Tidak ada sejarahnya di dunia, permintaan terhadap pers porno akan menurun jika dibebaskan beredar di pasar," tegas Ade. Ia menunjuk kasus Play Boy. Ayah seorang anak ini yakin, hanya dengan desakan masyarakat pemerintah akan bersikap keras kepada media-media porno. "Kita harus belajar dari Singapura," katanya. Berikut perbincangan Ali@nsi dengan mantan wartawan Republika ini.
Maraknya media berbau pornografi ini sebenarnya petanda apa?
Kombinasi. Pertama-tama memang seks itu gampang dijual. Sebenarnya sudah cukup lama kita lihat itu diperiklanan, macam-macam media seperti film. Pada dasarnya itu memang sudah menarik perhatian dan menjadi barang dagangan.
Yang kedua, karena iklim demokrasi dikhianati. Sebelum ini, minimal pada Orde Baru, kan ada kontrol yang cukup ketat terhadap pers yang tidak hanya soal politik tapi juga seks ini. Ketika sekarang pemerintahannya lebih demokratis, ternyata sikap terbuka itu dimanfaatkan untuk mengekspos sesuatu yang sebelumnya tidak mudah diakses. Tidak hanya berita politik tapi juga pornografi.
Tentang masalah perdebatan antara seni dan pornografi, bagaimana?
Memang, pornografi punya konotasi bahwa sesuatu itu diciptakan untuk membangkitkan sexual arrousal, membangkitkan birahi. Jadi definisinya, memang sengaja membangkitkan birahi, dan mengeksploitasi seks. Tapi ini bukan persoalan seni atau bukan seni. Meskipun artistik, masyarakat harus tetap menolak. Karena dampaknya sama. Yang kita persoalkan adalah dampak, bukan cara penyajiannya. Dalam hal ini, saya rasa memang agak runyamkalau perdebatan seni atau bukan. Kalau seni lantas apa.
Bagaimana Anda menggambarkan kekuatan media yang memberi dampak buruk?
Kami sebenarnya enggan memakai istilah pornografi karena alasan tadi, karena bisa terjebak pada debat mana yang porno mana yang tidak. Yang kita persoalkan adalah apa yang disebut materi seks pada media.
Kami percaya bahwa kalau ada eksploitasi materi seks terhadap media maka akan berdampak buruk di masyarakat. Karena dampaknya, lepas apakah seni atau tidak, adalah membangkitkan gairah. Kalau terus-menerus dikonsumsi, maka perlu ada penyaluran, kan. Penyalurannya bermacam-macam, dan akibatnya tidak hanya satu.
Ada orang yang bisa menahan diri. Sebagian yang lain sekedar berfantasi. Ada juga yang melakukan (maaf) masturbasi. Tapi ada sebagian besar tidak cukup puas dengan itu, harus dilampiaskan dengan berhubungan. Kalau ini adalah orang yang tidak setia pada pasangannya, maksudnya pada pernikahan, maka dia akan melampiaskan dalam sejumlah bentuk. Kalau sudah menikah dia tidak cukup pada ikatan pernikahan, tapi juga di luar, selingkuh.
Yang belum menikah, akan berhubungan dengan yang bukan istrinya, bisa dengan pelacur. Kalau terus kita membiarkan ini beredar, kita akan tiba pada masyarakat yang kita sebut aktif secara seksual (sexually active society). Dalam keadaan itu, wajar timbul berbagai persoalan.
Sekarang ini yang jadi persoalan, AIDS, kan? Lalu ada penyakit kelamin lainnya. Lalu ada kehamilan remaja di luar nikah, yang berlanjut dengan aborsi, pengguguran kandungan. Pengguguran itu lebih banyak illegal, yang ilegal lebih banyak bahayanya, lagi. Lalu ada persoalan, bila selingkuh, perceraian yang berlanjut pada single parenthood. Ada anak-anak yang dibesarkan hanya dengan satu orang tua. Lalu mendorong pemerkosaan, pelacuran, dan sebagainya.
Jadi ada banyak sekali problem dalam masyarakat seksual aktif tadi. Itu sudah dialami dalam negara-negara maju. Dangan pengalaman itu, kita bisa belajar, jangan sampai pada tahap yang sama.
Maraknya media porno itu hanya alasan ekonomi semata atau ada alasan ideologis di baliknya?
Saya tidak berani menjawab yang kedua. Bagi saya yang pertama-tama adalah bisnis, walaupun kepentingan bisnisnya amat luas. Pornografi tidak hanya penting bagi produsennya. Karena gaya hidup yang bebas itu bisa memfasilitasi gaya hidup yang konsumtif, yang bebas dan liar. Yang tidak konservatif.
Masyarakat jadi cenderung longgar nilai-nilainya dan sangat rentan dan kondusif menjadi hedonistik. Maka ada akan mudahlah masuklah consumer's good (barang-barang konsumen). Gaya hidup hura-hura.
Jadi ada teori, kalau masyarakatnya konservatif, maka masyarakat itu akan hidup secara hemat. Kalau setia pada keluarga, maka dia akan berpikir pada pendidikan anak. Hal-hal yang tidak adventurous, petualangan.
Tapi isinya masyarakat adalah orang-orang yang tidak percaya pada lembaga pernikahan, maka hidupnya disibukkan dengan pesta, night life, ke disko. Jadi liar dan hedonistik. Masyarakat itulah yang sangat menerima barang konsumen. Jadi ada alasan bisnis jangka panjang, selain membuat laku produk itu sendiri.
Bagaimana sistem penegakan hukum bisa menjerat kasus-kasus media porno ini?
Sebetulnya kita punya aturan hukumnya. Misalnya dalam KUHP ada ayat yang menyatakan bahwa bagi pihak yang mendistribusikan, menawarkan barang yang membangkitkan birahi ada ancaman hukumannya. Begitu juga dengan yang melanggar kesusilaan. Ini memang sudah lama tidak dipakai. Bisa kita aktifkan.
Jadi sudah ada perangkat hukum yang bisa memenjarakan pelakunya, walaupun tidak lama. Hanya beberapa bulan. Tapi itu cukup bagus untuk membuat orang jera. Bukan produsennya saja, bahkan sampai si penjajanya, yang tidak ditangkap hanya pembelinya saja. Itu ada dan bisa dipakai.
Sebetulnya posisi pemerintah cukup kuat dalam lembaga penyiaran, televisi dan radio. Pemerintah yang paling berhak memberikan frekuensi penyiaran, dan itu ada jangka waktunya. Kalau nggak salah lima tahun. Sebelum lima tahun pun, bisa saja pemerintah menarik kembali izin penggunaan frekuensi itu karena alasan ketertiban umum, karena tidak memanfaatkan izin yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
Belum lagi ada lembaga sensor, yang bisa dipakai untuk menyeleksi tayangan yang dianggap berbahaya. Jadi penegakan hukum sekarang hanya masalah mau atau tidak. Jadi publik harus terus-menerus mendesak pemerintah. Pemerintah sekarang kan ragu-ragu, kalau dianggap campur tangan dianggap anti kebebasan pers. Pemerintah seperti itu harus didesak, bahwa publik tidak menganggap campur tangan seperti itu mengekang kebebasan pers. Sebetulnya bisa.
Jadi menurut Anda pemerintah masih kurang tegas?
Masih sangat kurang. Itu bisa dipahami. Menpen kita kan sangat demokratis orangnya, terbuka. Dia sangat percaya bahwa kalau orang diberikan kesempatan untuk bebas merdeka maka mereka akan memanfaatkannya sebaik-baiknya. Tapi ternyata kepercayaan yang diberikan Menpen dikhianati oleh media porno itu. Jadi, sekarang sudah saatnya pemerintah media yang mengkhianati kebebasan pers itu.
Bahkan mereka ilegal. Banyak yang tidak punya SIUPP, bisa ditindak secara hukum. Bisa menindak atau melacak sumbernya. Misalnya majalah Harmonis, Kiss yang isinya sangat vulgar dan jorok dan tanpa SIUPP. Pemerintah punya kewenangan untuk menindak, dan kita mesti terus mendesaknya.
Kenapa Anda sebut mereka mengkhianati kemerdekaan pers?
Mengapa kemerdekaan pers diperjuangkan mati-matian. Ada yang sampai mati dan masuk penjara. Mereka memperjuangkan itu karena percaya bahwa kemerdekaan pers bisa mengontrol perilaku pemerintah. Tidak ada ada lagi kekuasan absolut, karena mereka tahu mereka selalu dikontrol. Dan itu untuk kepentingan masyarakat luas. Itulah tujuan luhurnya. Tapi kemerdekaan pers tidak ada urusan sama sekali dengan kemerdekaan untuk mengeksploitasi seks. Itu pengkhianatan. Mereka menghina sendiri profesi wartawan. Menurut saya, libas saja wartawan bodoh seperti itu.
Para tokoh masyarakat sudah cukup keras suaranya?
Sejauh ini lumayan. Beberapa pekan ini sudah mulai keluar statement walau kayaknya masih spasial. Yang paling bagus, kalau ada lembaga besar, seperti MUI yang menyuarakannya. Anda juga harus ingat ada baiknya isu ini tidak hanya beredar di kalangan Islam saja.
Saya percaya bahwa golongan Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu sebetulnya standpointnya tentang pornografi sama. Ini kan sangat bagus seandainya isu ini mempersatukan kelompok agama-agama besar ini untuk bersama-sama mengecam sesuatu yang sama sama tolak.
Kalau media seperti VCD, LD, CD ROM (yang sudah mengeluarkan game tentang virtual make love) yang gampang ditemukan, bagaimana cara penertibannya?
Sebetulnya aparat keamanan mempunyai otoritas yang amat besar untuk menghabisinya. Jadi kalau media cetak, seperti Popular, yang punya SIUPP tapi banyak gambar yang seperti itu, memang perlu proses yang panjang.
Tapi LD, VCD, atau komik porno, yang diperlukan sekarang adalah komitmen pemerintah dan aparat untuk mengadakan pembersihan secara tegas. Sebetulnya dari dulu pun itu dilakukan. Tapi kelihatannya, tidak pernah konsisten terus menerus. Misalnya ada kasus 100 VCD disita, dibakar.
Tapi begitu aja. Ada lagi orang yang mengedarkan, yang tidak memperoleh hukuman yang pantas. Sekarang sudah agak terbuka sekali mereka menjajakannya. VCD sekarang malah dipajang, dan dijual bebas, tidak pakai bisik-bisik, di pinggir-pinggir jalan. Kalau yang itu sudah jelas, harus dihabisi.
Pemerintah kita desak untuk menegakkan hukum, karena tidak hanya jorok tapi juga ilegal. Mungkin masalahnya adalah mereka berhadapan dengan mafia yang sudah demikian panjang tangan guritanya, seperti juga perjudian selama ini.
Ada yang bilang menjamurnya media porno ini hanya sementara sifatnya?
Tidak ada buktinya itu bisa terjadi. Kecuali ada hukum yang keras, bukan menyurut permintaan media itu tapi malah akan meningkat. Itu dimana-mana. Karena alasannya, dulu sempat marak media porno tapi menghilang. Tanya dong mengapa surut. Tahun tujuhpuluhan itu kan sempat marak terus dihadapi dengan hukum, kan. Produsen itu entah di cabut SIUPPnya, ditegur keras, diajukan ke pengadilan. Hanya dengan bahasa hukum mereka bisa mengerti.
Di Amerika, misalnya Play Boy dibiarkan bebas, apa menyurut permintaannya. Tidak. Tentu saja Play Boy, tahun 1950-an, waktu pertama kali muncul langsung melejit tinggi sekali. Dia adalah salah satu majalah yang pertumbuhan awalnya melesat dalam sejarah Amerika.
Tapi pada titik tertentu dia mencapai titik jenuh. Pada tahun 1960-an dia malah menurun. Tapi tidak berarti permintaan terhadap majalah sejenis berkurang. Yang terjadi adalah muncul alternatif lain, seperti Penthouse, Hustler dan macam-macam.
Tadinya satu, karena sukses, langsung diikuti oleh yang lain. Sebetulnya Play Boy menjadi tonggak sejarah bagi industri seks di Indonesia. Setelah lahirnya majalah itu, muncul beragam media seks lainnya termasuk film. Kalau anda lihat, film tahun 1950-an di sana termasuk sopan.
Tapi semenjak ada Play Boy dan dilihat tidak ada hukuman terhadapnya, muncullah dan berkembanglah film seperti itu. Jadi tidak ada bukti sejarah bahwa jika media itu dibiarkan bebas, maka permintaan akan menurun, tidak.
Masalah penertiban pornografi di Internet, bagaimana?
Kalau produsennya dari luar negeri, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi kalau pemerintah menyatakan dengan tegas bahwa itu melanggar hukum, yang membuat site itu di Indonesia bisa ditangkap. Itu dilakukan oleh negara seperti Singapura. Mereka bisa mengajak provider untuk memantau isi internet.
Di negeri itu, orang yang mengaksesnya yang menangkap. Jadi, perlu ada polisi rahasia. Yang ditangkap memang satu-dua orang. Tapi ada bukti ke publik bahwa ada orang ditangkap karena sedang membuka situs porno, dan itu melanggar hukum. Memang ada yang tidak tertangkap, ya tidak apa-apa.
Saya pernah ngomong sama Menteri Penerangan Singapura, dia bilang: yang penting adalah ada sikap dari pemerintah. Publik perlu tahu bahwa sebenarnya kami seperti ini. Bahwa kemudian karena ada teknologi yang susah dibendung, itu soal lain. Tapi yang jelas, publik perlu tahu bahwa tindakan itu melanggar hukum. Anda bisa mencuri-curi melanggar hukum, tapi anda harus tahu bahwa itu melanggar hukum.
Kiat kongkrit orang tua untuk melindungi keluarganya dari serangan media porno bagaimana?
Orang tua harus menyatakan secara tegas bahwa hal itu memang anti dan tidak mengizinkan hal itu dikonsumsi. Baik oleh mereka atau anak mereka. Yang jadi persoalan adalah ketika anak sudah bisa menilai apa yang dikonsumsi oleh orangtuanya. Kalau ternyata materi porno mereka akan meniru mengkonsumsikannya dengan sembunyi-sembunyi. Makanya harus ada ketegasan dalam menolaknya, dan itu dalam beragam bentuk. Bahkan dalam level, misalnya, kita melarang beredarnya joke-joke yang miring dalam keluarga. Terkadang kita membiarkannya. Memang, yang paling ideal adalah pendidikan yang ditanamnkan dalam keluarga, dengan orang tua sebagai contohnya. Hanya dengan cara itu, anak akan tumbuh dengan kesadaran bahwa hal itu memang tidak layak untuk dikomsumsi.
Efektifkah bila media porno dilawan dengan media juga, seperti kampanye anti AIDS?
Pokoknya, selama masih ada di pasaran, kta tidak bisa berharap bahwa masyarakat dengan kritis menilai baik-buruknya hal itu. Kaum liberal pernah percaya dengan hal itu, tapi akhirnya tidak lagi, karena banyak kasus di banyak negara. Kecuali kalau tingkat kesadaran masyarakatnya sudah sedemikian tinggi.
Kampanye dalam artian membangun kesadaran saja tidak cukup. Kecuali kalau ada kampanye tentang adanya regulasi yang ketat tentang masalah ini, yang mendesak perlemen menghapus hal pornografis.
Media berbau pornografis marak lagi, mendompleng atmosfir reformasi dan kemerdekaan pers. Sebut saja TOP, MaP, Harmonis, Desah, KISS, TRAgedi, Liberty, dan Pengakuan. Belum lagi media lama yang selama ini tampil malu-malu dan terbungkus jargon seni, seperti Popular, Matra, dan Pos Film.
Konon, masalah ini sudah dibawa ke sidang Kabinet dan ke Gedung MPR/DPR. Reaksi yang berdatangan, terutama dari tokoh dan LSM yang selama ini berteriak keras, terkesan lamban dan belum terlalu banyak.
Masyarakat mulai geram akan kelambanan pihak-pihak pemerintah maupun non-pemerintah itu. Salah seorang yang mewakilinya adalah Ade Armando. Ketua Pelaksana Harian MARKA (Lembaga Media Ramah Keluarga) yang juga dosen Ilmu Komunikasi di FISIP Universitas Indonesia.
Sebagai ahli ilmu Komunikasi, ia tahu persis tentang dampak negatif, selain yang positif dan daya rusak lembaga yang bernama media ini, baik media cetak (majalah, komik, surat kabar, buku, tabloid) atau elektronik (film layar lebar, televisi, kaset, Laser Disc, VCD, CD-ROM, computer game, Internet).
Ade merasa tak cukup hanya berbicara di kelas, tapi bersama tokoh LSM lain seperti Haidar Bagir, Zaim Saidi, Marwah Daud Ibrahim menggalang sebuah gerakan bernama MARKA. Lembaga yang didirikan 10 Juni 1998 ini memang mengkhususkan diri sebagai pemantau media.
"Tidak ada sejarahnya di dunia, permintaan terhadap pers porno akan menurun jika dibebaskan beredar di pasar," tegas Ade. Ia menunjuk kasus Play Boy. Ayah seorang anak ini yakin, hanya dengan desakan masyarakat pemerintah akan bersikap keras kepada media-media porno. "Kita harus belajar dari Singapura," katanya. Berikut perbincangan Ali@nsi dengan mantan wartawan Republika ini.
Maraknya media berbau pornografi ini sebenarnya petanda apa?
Kombinasi. Pertama-tama memang seks itu gampang dijual. Sebenarnya sudah cukup lama kita lihat itu diperiklanan, macam-macam media seperti film. Pada dasarnya itu memang sudah menarik perhatian dan menjadi barang dagangan.
Yang kedua, karena iklim demokrasi dikhianati. Sebelum ini, minimal pada Orde Baru, kan ada kontrol yang cukup ketat terhadap pers yang tidak hanya soal politik tapi juga seks ini. Ketika sekarang pemerintahannya lebih demokratis, ternyata sikap terbuka itu dimanfaatkan untuk mengekspos sesuatu yang sebelumnya tidak mudah diakses. Tidak hanya berita politik tapi juga pornografi.
Tentang masalah perdebatan antara seni dan pornografi, bagaimana?
Memang, pornografi punya konotasi bahwa sesuatu itu diciptakan untuk membangkitkan sexual arrousal, membangkitkan birahi. Jadi definisinya, memang sengaja membangkitkan birahi, dan mengeksploitasi seks. Tapi ini bukan persoalan seni atau bukan seni. Meskipun artistik, masyarakat harus tetap menolak. Karena dampaknya sama. Yang kita persoalkan adalah dampak, bukan cara penyajiannya. Dalam hal ini, saya rasa memang agak runyamkalau perdebatan seni atau bukan. Kalau seni lantas apa.
Bagaimana Anda menggambarkan kekuatan media yang memberi dampak buruk?
Kami sebenarnya enggan memakai istilah pornografi karena alasan tadi, karena bisa terjebak pada debat mana yang porno mana yang tidak. Yang kita persoalkan adalah apa yang disebut materi seks pada media.
Kami percaya bahwa kalau ada eksploitasi materi seks terhadap media maka akan berdampak buruk di masyarakat. Karena dampaknya, lepas apakah seni atau tidak, adalah membangkitkan gairah. Kalau terus-menerus dikonsumsi, maka perlu ada penyaluran, kan. Penyalurannya bermacam-macam, dan akibatnya tidak hanya satu.
Ada orang yang bisa menahan diri. Sebagian yang lain sekedar berfantasi. Ada juga yang melakukan (maaf) masturbasi. Tapi ada sebagian besar tidak cukup puas dengan itu, harus dilampiaskan dengan berhubungan. Kalau ini adalah orang yang tidak setia pada pasangannya, maksudnya pada pernikahan, maka dia akan melampiaskan dalam sejumlah bentuk. Kalau sudah menikah dia tidak cukup pada ikatan pernikahan, tapi juga di luar, selingkuh.
Yang belum menikah, akan berhubungan dengan yang bukan istrinya, bisa dengan pelacur. Kalau terus kita membiarkan ini beredar, kita akan tiba pada masyarakat yang kita sebut aktif secara seksual (sexually active society). Dalam keadaan itu, wajar timbul berbagai persoalan.
Sekarang ini yang jadi persoalan, AIDS, kan? Lalu ada penyakit kelamin lainnya. Lalu ada kehamilan remaja di luar nikah, yang berlanjut dengan aborsi, pengguguran kandungan. Pengguguran itu lebih banyak illegal, yang ilegal lebih banyak bahayanya, lagi. Lalu ada persoalan, bila selingkuh, perceraian yang berlanjut pada single parenthood. Ada anak-anak yang dibesarkan hanya dengan satu orang tua. Lalu mendorong pemerkosaan, pelacuran, dan sebagainya.
Jadi ada banyak sekali problem dalam masyarakat seksual aktif tadi. Itu sudah dialami dalam negara-negara maju. Dangan pengalaman itu, kita bisa belajar, jangan sampai pada tahap yang sama.
Maraknya media porno itu hanya alasan ekonomi semata atau ada alasan ideologis di baliknya?
Saya tidak berani menjawab yang kedua. Bagi saya yang pertama-tama adalah bisnis, walaupun kepentingan bisnisnya amat luas. Pornografi tidak hanya penting bagi produsennya. Karena gaya hidup yang bebas itu bisa memfasilitasi gaya hidup yang konsumtif, yang bebas dan liar. Yang tidak konservatif.
Masyarakat jadi cenderung longgar nilai-nilainya dan sangat rentan dan kondusif menjadi hedonistik. Maka ada akan mudahlah masuklah consumer's good (barang-barang konsumen). Gaya hidup hura-hura.
Jadi ada teori, kalau masyarakatnya konservatif, maka masyarakat itu akan hidup secara hemat. Kalau setia pada keluarga, maka dia akan berpikir pada pendidikan anak. Hal-hal yang tidak adventurous, petualangan.
Tapi isinya masyarakat adalah orang-orang yang tidak percaya pada lembaga pernikahan, maka hidupnya disibukkan dengan pesta, night life, ke disko. Jadi liar dan hedonistik. Masyarakat itulah yang sangat menerima barang konsumen. Jadi ada alasan bisnis jangka panjang, selain membuat laku produk itu sendiri.
Bagaimana sistem penegakan hukum bisa menjerat kasus-kasus media porno ini?
Sebetulnya kita punya aturan hukumnya. Misalnya dalam KUHP ada ayat yang menyatakan bahwa bagi pihak yang mendistribusikan, menawarkan barang yang membangkitkan birahi ada ancaman hukumannya. Begitu juga dengan yang melanggar kesusilaan. Ini memang sudah lama tidak dipakai. Bisa kita aktifkan.
Jadi sudah ada perangkat hukum yang bisa memenjarakan pelakunya, walaupun tidak lama. Hanya beberapa bulan. Tapi itu cukup bagus untuk membuat orang jera. Bukan produsennya saja, bahkan sampai si penjajanya, yang tidak ditangkap hanya pembelinya saja. Itu ada dan bisa dipakai.
Sebetulnya posisi pemerintah cukup kuat dalam lembaga penyiaran, televisi dan radio. Pemerintah yang paling berhak memberikan frekuensi penyiaran, dan itu ada jangka waktunya. Kalau nggak salah lima tahun. Sebelum lima tahun pun, bisa saja pemerintah menarik kembali izin penggunaan frekuensi itu karena alasan ketertiban umum, karena tidak memanfaatkan izin yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
Belum lagi ada lembaga sensor, yang bisa dipakai untuk menyeleksi tayangan yang dianggap berbahaya. Jadi penegakan hukum sekarang hanya masalah mau atau tidak. Jadi publik harus terus-menerus mendesak pemerintah. Pemerintah sekarang kan ragu-ragu, kalau dianggap campur tangan dianggap anti kebebasan pers. Pemerintah seperti itu harus didesak, bahwa publik tidak menganggap campur tangan seperti itu mengekang kebebasan pers. Sebetulnya bisa.
Jadi menurut Anda pemerintah masih kurang tegas?
Masih sangat kurang. Itu bisa dipahami. Menpen kita kan sangat demokratis orangnya, terbuka. Dia sangat percaya bahwa kalau orang diberikan kesempatan untuk bebas merdeka maka mereka akan memanfaatkannya sebaik-baiknya. Tapi ternyata kepercayaan yang diberikan Menpen dikhianati oleh media porno itu. Jadi, sekarang sudah saatnya pemerintah media yang mengkhianati kebebasan pers itu.
Bahkan mereka ilegal. Banyak yang tidak punya SIUPP, bisa ditindak secara hukum. Bisa menindak atau melacak sumbernya. Misalnya majalah Harmonis, Kiss yang isinya sangat vulgar dan jorok dan tanpa SIUPP. Pemerintah punya kewenangan untuk menindak, dan kita mesti terus mendesaknya.
Kenapa Anda sebut mereka mengkhianati kemerdekaan pers?
Mengapa kemerdekaan pers diperjuangkan mati-matian. Ada yang sampai mati dan masuk penjara. Mereka memperjuangkan itu karena percaya bahwa kemerdekaan pers bisa mengontrol perilaku pemerintah. Tidak ada ada lagi kekuasan absolut, karena mereka tahu mereka selalu dikontrol. Dan itu untuk kepentingan masyarakat luas. Itulah tujuan luhurnya. Tapi kemerdekaan pers tidak ada urusan sama sekali dengan kemerdekaan untuk mengeksploitasi seks. Itu pengkhianatan. Mereka menghina sendiri profesi wartawan. Menurut saya, libas saja wartawan bodoh seperti itu.
Para tokoh masyarakat sudah cukup keras suaranya?
Sejauh ini lumayan. Beberapa pekan ini sudah mulai keluar statement walau kayaknya masih spasial. Yang paling bagus, kalau ada lembaga besar, seperti MUI yang menyuarakannya. Anda juga harus ingat ada baiknya isu ini tidak hanya beredar di kalangan Islam saja.
Saya percaya bahwa golongan Kristen, Katolik, Buddha, dan Hindu sebetulnya standpointnya tentang pornografi sama. Ini kan sangat bagus seandainya isu ini mempersatukan kelompok agama-agama besar ini untuk bersama-sama mengecam sesuatu yang sama sama tolak.
Kalau media seperti VCD, LD, CD ROM (yang sudah mengeluarkan game tentang virtual make love) yang gampang ditemukan, bagaimana cara penertibannya?
Sebetulnya aparat keamanan mempunyai otoritas yang amat besar untuk menghabisinya. Jadi kalau media cetak, seperti Popular, yang punya SIUPP tapi banyak gambar yang seperti itu, memang perlu proses yang panjang.
Tapi LD, VCD, atau komik porno, yang diperlukan sekarang adalah komitmen pemerintah dan aparat untuk mengadakan pembersihan secara tegas. Sebetulnya dari dulu pun itu dilakukan. Tapi kelihatannya, tidak pernah konsisten terus menerus. Misalnya ada kasus 100 VCD disita, dibakar.
Tapi begitu aja. Ada lagi orang yang mengedarkan, yang tidak memperoleh hukuman yang pantas. Sekarang sudah agak terbuka sekali mereka menjajakannya. VCD sekarang malah dipajang, dan dijual bebas, tidak pakai bisik-bisik, di pinggir-pinggir jalan. Kalau yang itu sudah jelas, harus dihabisi.
Pemerintah kita desak untuk menegakkan hukum, karena tidak hanya jorok tapi juga ilegal. Mungkin masalahnya adalah mereka berhadapan dengan mafia yang sudah demikian panjang tangan guritanya, seperti juga perjudian selama ini.
Ada yang bilang menjamurnya media porno ini hanya sementara sifatnya?
Tidak ada buktinya itu bisa terjadi. Kecuali ada hukum yang keras, bukan menyurut permintaan media itu tapi malah akan meningkat. Itu dimana-mana. Karena alasannya, dulu sempat marak media porno tapi menghilang. Tanya dong mengapa surut. Tahun tujuhpuluhan itu kan sempat marak terus dihadapi dengan hukum, kan. Produsen itu entah di cabut SIUPPnya, ditegur keras, diajukan ke pengadilan. Hanya dengan bahasa hukum mereka bisa mengerti.
Di Amerika, misalnya Play Boy dibiarkan bebas, apa menyurut permintaannya. Tidak. Tentu saja Play Boy, tahun 1950-an, waktu pertama kali muncul langsung melejit tinggi sekali. Dia adalah salah satu majalah yang pertumbuhan awalnya melesat dalam sejarah Amerika.
Tapi pada titik tertentu dia mencapai titik jenuh. Pada tahun 1960-an dia malah menurun. Tapi tidak berarti permintaan terhadap majalah sejenis berkurang. Yang terjadi adalah muncul alternatif lain, seperti Penthouse, Hustler dan macam-macam.
Tadinya satu, karena sukses, langsung diikuti oleh yang lain. Sebetulnya Play Boy menjadi tonggak sejarah bagi industri seks di Indonesia. Setelah lahirnya majalah itu, muncul beragam media seks lainnya termasuk film. Kalau anda lihat, film tahun 1950-an di sana termasuk sopan.
Tapi semenjak ada Play Boy dan dilihat tidak ada hukuman terhadapnya, muncullah dan berkembanglah film seperti itu. Jadi tidak ada bukti sejarah bahwa jika media itu dibiarkan bebas, maka permintaan akan menurun, tidak.
Masalah penertiban pornografi di Internet, bagaimana?
Kalau produsennya dari luar negeri, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Tapi kalau pemerintah menyatakan dengan tegas bahwa itu melanggar hukum, yang membuat site itu di Indonesia bisa ditangkap. Itu dilakukan oleh negara seperti Singapura. Mereka bisa mengajak provider untuk memantau isi internet.
Di negeri itu, orang yang mengaksesnya yang menangkap. Jadi, perlu ada polisi rahasia. Yang ditangkap memang satu-dua orang. Tapi ada bukti ke publik bahwa ada orang ditangkap karena sedang membuka situs porno, dan itu melanggar hukum. Memang ada yang tidak tertangkap, ya tidak apa-apa.
Saya pernah ngomong sama Menteri Penerangan Singapura, dia bilang: yang penting adalah ada sikap dari pemerintah. Publik perlu tahu bahwa sebenarnya kami seperti ini. Bahwa kemudian karena ada teknologi yang susah dibendung, itu soal lain. Tapi yang jelas, publik perlu tahu bahwa tindakan itu melanggar hukum. Anda bisa mencuri-curi melanggar hukum, tapi anda harus tahu bahwa itu melanggar hukum.
Kiat kongkrit orang tua untuk melindungi keluarganya dari serangan media porno bagaimana?
Orang tua harus menyatakan secara tegas bahwa hal itu memang anti dan tidak mengizinkan hal itu dikonsumsi. Baik oleh mereka atau anak mereka. Yang jadi persoalan adalah ketika anak sudah bisa menilai apa yang dikonsumsi oleh orangtuanya. Kalau ternyata materi porno mereka akan meniru mengkonsumsikannya dengan sembunyi-sembunyi. Makanya harus ada ketegasan dalam menolaknya, dan itu dalam beragam bentuk. Bahkan dalam level, misalnya, kita melarang beredarnya joke-joke yang miring dalam keluarga. Terkadang kita membiarkannya. Memang, yang paling ideal adalah pendidikan yang ditanamnkan dalam keluarga, dengan orang tua sebagai contohnya. Hanya dengan cara itu, anak akan tumbuh dengan kesadaran bahwa hal itu memang tidak layak untuk dikomsumsi.
Efektifkah bila media porno dilawan dengan media juga, seperti kampanye anti AIDS?
Pokoknya, selama masih ada di pasaran, kta tidak bisa berharap bahwa masyarakat dengan kritis menilai baik-buruknya hal itu. Kaum liberal pernah percaya dengan hal itu, tapi akhirnya tidak lagi, karena banyak kasus di banyak negara. Kecuali kalau tingkat kesadaran masyarakatnya sudah sedemikian tinggi.
Kampanye dalam artian membangun kesadaran saja tidak cukup. Kecuali kalau ada kampanye tentang adanya regulasi yang ketat tentang masalah ini, yang mendesak perlemen menghapus hal pornografis.
Anda suka surfing di Internet? Kalau 'ya', Anda mungkin pernah chatting atau ber-cyber-love atau mungkin ber-cyber-sex dengan 'lawan main'; Anda. Atau barangkali Anda suka membuka situs-situs 'triple X' yang begitu 'memukau' dan membuat kadar testosteron Anda naik ke ubun-ubun?
Kalau cuma sesekali, barangkali masih normal. Namun, kalau Anda sudah kecanduan dan susah melupakan kebiasaan itu, Anda mesti waspada. Akibatnya bisa fatal, perilaku berubah, kinerja belajar, hubungan suami-istri amburadul, rumah tangga bisa hancur bahkan bercerai. Lho?!
Psikolog Amerika, Kimberley Young menyatakan, banyak perkawinan yang berumur 15, 20, atau 25 tahun dapat berakhir hanya karena tiga atau empat bulan cyber-affair, perselingkuhan siber.
Kehidupan modern memang membuat jangkauan pergaulan meluas, sementara energi sosialisasi kita terbatas. Untungnya, teknologi komunikasi mampu memberi pijakan baru dalam relasi ini. Salah satu di antaranya adalah internet, sebuah penemuan terbesar dalam abad ini. Saking kuatnya pijakan itu, internet menjadi bagian tidak terpisahkan dari evolusi sosialisasi manusia.
Namun, setiap perkembangan selalu memunculkan wajah buruknya, di samping manfaatnya. Wajah buruk itu terwakili oleh perselingkuhan siber dan kecanduan seks di internet. Memang, internet tidak saja memberikan informasi ilmu pengetahuan, tapi juga materi-materi pornografis. Maka, kalau ada orang bilang, manusia adalah binatang seks, wajar saja jika kemudian muncul fenomena kecanduan seks di Internet.
Internet memang bak rimba perawan nan menantang. Survai yang dilakukan psikolog David Greenfield awal tahun ini menunjukkan, 6% dari 18.000 responden kecanduan berselancar di Intenet. Angka ini jika diproyeksikan ke jumlah penduduk Amerika, akan menemukan angka yang fantastis: jutaan orang menemukan 'obat' baru!
Dalam pertemuan tahunan Asosiasi Psikolog Amerika Greenfield mengatakan, kecanduan internet memiliki kesamaan gejala dengan kecanduan obat bius. Laporannya menemukan, mereka yang kecanduan Internet menyatakan 'hampir selalu' kehilangan jejak waktu.
Memang dalam penelitian itu terungkap, 83% keasyikan berselancar. Lebih tegas lagi, 58% di antaranya ingin menghabiskan lebih banyak lagi waktu berselancar.
Hasil penelitian Greenfield juga menemukan bahwa profil orang yang kecanduan adalah lelaki dengan rentang usia antara 25 dan 55. Rata-rata mereka berpendidikan tinggi dan berpenghasilan tinggi. Sebuah survai lain yang dilakukan tahun lalu juga menemukan angka yang klop: 86% dari peselancar lelaki di Amerika tertarik terhadap online sex. Delapan persen di antaranya bahkan menghabiskan waktu 11 jam seminggu hanya untuk melongok situs-situs porno.
Persoalan komunikasi memang bisa menjadi penyebab orang lari ke cybersex. Biasanya ini menyerang lelaki. Kaum adam memang memiliki kekurangan dalam komunikasi verbal untuk mengemukakan perasaan mereka.
Untuk membedah kekurangan, perlu ditarik ke belakang, yakni dalam proses sosialisasi. Di sini lelaki memperoleh perlakuan yang berbeda dalam persoalan mengungkapkan perasaan. Contoh, anak lelaki yang jatuh terus kesakitan. Lingkungan akan bilang, "Udah, kamu 'kan lelaki. Masak gitu saja kesakitan." Padahal, dalam soal perasaan lelaki dan wanita sama saja.
Perbedaan mencolok lainnya, lelaki terangsang oleh stimulus visual atau pengamatan, sedangkan perempuan oleh stimulus pendengaran. Perempuan lebih suka dirayu daripada diperlihatkan sosok lelaki telanjang.
Selain itu, persoalan fisik juga berpengaruh terhadap rangsangan seksual. Wanita, jika kecapaian, dorongan seksualnya menurun. Berbeda dengan lelaki yang meski lelah seharian bekerja dia masih memiliki dorongan seksual. Ibarat argometer atau mesin diesel, dorongan seksual lelaki jalan terus. Nah, untuk menyalurkan dorongan itulah, situs seks yang 'on' terus 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu mungkin bisa menjadi semacam 'solusi'.
Kalau cuma sesekali, barangkali masih normal. Namun, kalau Anda sudah kecanduan dan susah melupakan kebiasaan itu, Anda mesti waspada. Akibatnya bisa fatal, perilaku berubah, kinerja belajar, hubungan suami-istri amburadul, rumah tangga bisa hancur bahkan bercerai. Lho?!
Psikolog Amerika, Kimberley Young menyatakan, banyak perkawinan yang berumur 15, 20, atau 25 tahun dapat berakhir hanya karena tiga atau empat bulan cyber-affair, perselingkuhan siber.
Kehidupan modern memang membuat jangkauan pergaulan meluas, sementara energi sosialisasi kita terbatas. Untungnya, teknologi komunikasi mampu memberi pijakan baru dalam relasi ini. Salah satu di antaranya adalah internet, sebuah penemuan terbesar dalam abad ini. Saking kuatnya pijakan itu, internet menjadi bagian tidak terpisahkan dari evolusi sosialisasi manusia.
Namun, setiap perkembangan selalu memunculkan wajah buruknya, di samping manfaatnya. Wajah buruk itu terwakili oleh perselingkuhan siber dan kecanduan seks di internet. Memang, internet tidak saja memberikan informasi ilmu pengetahuan, tapi juga materi-materi pornografis. Maka, kalau ada orang bilang, manusia adalah binatang seks, wajar saja jika kemudian muncul fenomena kecanduan seks di Internet.
Internet memang bak rimba perawan nan menantang. Survai yang dilakukan psikolog David Greenfield awal tahun ini menunjukkan, 6% dari 18.000 responden kecanduan berselancar di Intenet. Angka ini jika diproyeksikan ke jumlah penduduk Amerika, akan menemukan angka yang fantastis: jutaan orang menemukan 'obat' baru!
Dalam pertemuan tahunan Asosiasi Psikolog Amerika Greenfield mengatakan, kecanduan internet memiliki kesamaan gejala dengan kecanduan obat bius. Laporannya menemukan, mereka yang kecanduan Internet menyatakan 'hampir selalu' kehilangan jejak waktu.
Memang dalam penelitian itu terungkap, 83% keasyikan berselancar. Lebih tegas lagi, 58% di antaranya ingin menghabiskan lebih banyak lagi waktu berselancar.
Hasil penelitian Greenfield juga menemukan bahwa profil orang yang kecanduan adalah lelaki dengan rentang usia antara 25 dan 55. Rata-rata mereka berpendidikan tinggi dan berpenghasilan tinggi. Sebuah survai lain yang dilakukan tahun lalu juga menemukan angka yang klop: 86% dari peselancar lelaki di Amerika tertarik terhadap online sex. Delapan persen di antaranya bahkan menghabiskan waktu 11 jam seminggu hanya untuk melongok situs-situs porno.
Persoalan komunikasi memang bisa menjadi penyebab orang lari ke cybersex. Biasanya ini menyerang lelaki. Kaum adam memang memiliki kekurangan dalam komunikasi verbal untuk mengemukakan perasaan mereka.
Untuk membedah kekurangan, perlu ditarik ke belakang, yakni dalam proses sosialisasi. Di sini lelaki memperoleh perlakuan yang berbeda dalam persoalan mengungkapkan perasaan. Contoh, anak lelaki yang jatuh terus kesakitan. Lingkungan akan bilang, "Udah, kamu 'kan lelaki. Masak gitu saja kesakitan." Padahal, dalam soal perasaan lelaki dan wanita sama saja.
Perbedaan mencolok lainnya, lelaki terangsang oleh stimulus visual atau pengamatan, sedangkan perempuan oleh stimulus pendengaran. Perempuan lebih suka dirayu daripada diperlihatkan sosok lelaki telanjang.
Selain itu, persoalan fisik juga berpengaruh terhadap rangsangan seksual. Wanita, jika kecapaian, dorongan seksualnya menurun. Berbeda dengan lelaki yang meski lelah seharian bekerja dia masih memiliki dorongan seksual. Ibarat argometer atau mesin diesel, dorongan seksual lelaki jalan terus. Nah, untuk menyalurkan dorongan itulah, situs seks yang 'on' terus 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu mungkin bisa menjadi semacam 'solusi'.