Tak dipungkiri bahwa komik memiliki penggemar dari segala jenis usia. Belakangan ini, pasar komik di Indonesia kebanjiran komik porno terjemahan dari Jepang.
Liputan6.com, Jakarta: Komik Jepang jaya di Indonesia. Jadinya, menyaksikan banyak orang beragam jenis usia tengah menenteng atau membaca komik Jepang adalah pemandangan biasa. Coba saja tanyakan tentang tokoh komik yang digemari, mulut mereka akan melontarkan serentetan tokoh-tokoh komik yang sudah tak asing lagi. Apalagi, sang tokoh komik juga ada di film kartun. Sebut saja Shinchan, Samurai X, atau Kungfu Boy.
Terkadang, isi cerita dalam komik itu agak genit, menggoda, bahkan berbau porno. Pernah suatu ketika diceritakan Shinchan iri menyaksikan kedua orang tuanya yang sedang berhubungan seks, tapi di mata bocah cilik itu sedang bergulat. Belakangan, ada juga Golden Boy dan Nice Boy yang isi ceritanya khusus 17 tahun ke atas lantaran gambar dan isi cerita yang ditampilkan memang "dewasa". Jangan kaget jika ada gambar dalam kedua komik ini yang menceritakan seorang wanita tengah mandi dan telanjang bulat.
Sama halnya Sinchan dan Samurai X, penjualan komik-komik porno itu pun bebas. Anda bisa dengan mudah mendapatkannya di pasar, semisal di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat; di lapak komik Universitas Tarumanegara, Grogol, Jakarta Barat; dan di depan SMU Kanisius, Menteng, Jakpus. Bila tengah digelar, komik-komik porno tersebut tak terlihat mencolok karena dipajang bersama-sama komik biasa. Namun, bila diteliti secara seksama, ada sebagian komik yang isinya mengumbar syahwat. Seiring dengan itu, dampak negatif jelas mengintai. Sebab, pembeli komik porno itu umumnya adalah pelajar dan mahasiswa.
Sahabat Peduli, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memberikan konseling dan mendampingi korban kekerasan seksual pernah meneliti komik porno. Menurut seorang staf Sahabat Peduli, Bunga Kamase Kobong, hasil riset tersebut sangat mengkhawatirkan: pelecehan seksual ternyata berawal dari bacaan porno.
"Golden Boy adalah judul komik pertama yang bikin kami syok. Dari 23 jilid, yang sudah diterjemahkan baru sepuluh jilid. Meski seolah legal, ada penerbitnya, ternyata tak ada di katalog perpustakaan nasional. Berarti ini bajakan. Semakin naik tingkatannya [edisinya], semakin vulgar. Seolah-olah dalam hidup ini cuma seks saja yang penting," kata Bunga. Kalau sudah begini, Bunga berharap peran orang tua dan guru untuk mengontrol informasi yang masuk ke anak-anak. Tujuannya agar generasi penerus bangsa itu terhindar dari kejahatan seksual.
Di Jepang, komik memang dibagi menjadi beberapa jenis. Ada yang khusus untuk pria dan ada yang cuma buat wanita. Untuk pria biasa disebut shounen, yakni anime atau manga bergaya--meliputi gambar, bahasa, penokohan--serta beralur cerita yang disesuaikan dengan selera cowok. Contohnya, Dragon Ball, Ashita no Joe, dan King Of Fighter. Ada juga shoujou yang untuk wanita dengan gaya dan alur cerita disesuaikan dengan selera cewek, seperti Sailormoon dan Throbbing Tonight. Anime dan manga juga dibedakan menurut tema, seperti mecha (robot), pertarungan, petualangan, percintaan, sampai dengan hentai (seks). Dari sini, Golden Boy nampaknya masuk ke dalam kategori hentai.
Layaknya komik secara umum, komik porno ini pun dicetak secara berseri. Tak heran, adegan vulgar dalam edisi terbarunya selalu ditunggu para penggemarnya. Kiki, seorang pelajar sebuah sekolah menengah umum di Jakarta mengaku suka membaca komik porno. "Pertama sih minjam teman," kata Kiki. Sementara Luki, juga pelajar SMU, mengaku membaca komik porno karena iseng.(SID/Joy Astro dan Dono Prayogo)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Ada Seks di Dalam Komik Jepang"
Posting Komentar