POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

POST-TITLE-HERE

Posted by Author On Month - Day - Year

POST-SUMMARY-HERE

Fatima Az-Zahra

Diposting oleh Masakan On 21.54
Pada suatu hari di Madinah, ketika Nabi Muhammad saw berada di masjid
dikelilingi para sahabat, tiba-tiba anaknya tercinta Fatima datang pada
Nabi saw. Dia meminta dengat sangat pada ayahnya untuk dapat meminjam
seorang pelayan yang dapat membantunya dalam melaksanakan tugas
pekerjaan di rumah. Dengan tubuhnya yang ceking dan kesehatan yang buruk ia
tidak dapat melaksanakan tugas menggiling jagung dan mengambil air di
sumur yang jauh letaknya di samping harus merawat anak-anaknya.

Nabi tampak terharu mendengar permohonan si anak. Dengan menekan
perasaannya, beliau berkata kepada sang anak dengan sinis, "Anakku tersayang,
aku tak dapat meluangkan seorang pun diantara mereka yang terlibat
dalam pengabdian 'Ashab-e-Suffa. Sudah semestinya kau dapat menanggung
segala hal yang terberat di dunia ini, agar kau mendapat pahalanya di
akhirat nanti." Fatima lalu mengundurkan diri dengan rasa yang amat puas
karena jawaban Nabi saw, dan selnjutnya tidak pernah lagi mencari pelayan
selama hidupnya.

Fatima az-Zahra si cantik dilahirkan 80 tahun sebelum Hijrah di Mekkah.
Dibesarkan dibawah asuhan ayahnya, guru dan dermawan yang terbesar bagi
umat Islam. Tidak seperti anak-anak lainnya, Fatima memiliki pembawaan
yang tenang dan perangai yang agak melankolis. Badannya yang lemah dan
kesehatannya yang buruk menyebabkan ia terpisah dari kumpulan dan
permainan anak-anak. Ajaran, bimbingan, dan aspirasi ayahnya yang agung itu
membawanya menjadi wanita berbudi tinggi, ramah-tamah, simpati, dan
tahu mana yang benar.
Fatima sangat mirip dengan ayahnya, baik roman muka maupun kebiasaan
yang saleh. Ia adalah seorang anak perempuan yang paling disayang ayahnya
dan sangat berbakti kepada Nabi saw setelah ibunya meninggal dunia.
Dengan demikian, dialah yang sangat besar jasanya mengisi kekosongan yang
ditinggalkan ibunya.
Pada beberapa kesempatan, Nabi Muhammad saw menunjukan rasa sayang yang
amat besar kepada Fatima. Suatu saat beliau berkata, "O Fatima, Allah
tidak suka orang yang membuat kau tidak senang, dan Allah akan senang
orang yang kau senangi". Juga Nabi saw dikabarkan telah berucap, "Fatima
itu anak saya, siapa yang membuatnya sedih berarti membuat aku juga
menjadi sedih, dan siapa yang menyenangkannya berarti menyenangkan aku
juga".
Aisyah, istri tercinta Nabi saw pernah berkata: "Saya tidak pernah
berjumpa dengan sosok pribadi yang lebih besar daripada Fatima, kecuali
kepribadian ayahnya".

Abu Bakar dan Umar, keduanya berusaha agar dapat menikah dengan Fatima,
tetapi Nabi saw diam saja. Ali yang telah dibesarkan oleh Nabi saw
sendiri merasa ragu mencari jalan untuk dapat meminang Fatima karena
dirinya begitu miskin. Tetapi akhirnya ia memberanikan diri meminang dan
langsung diterima oleh Nabi saw. Ali menjual kwiras (pelindung dada dari
kulit) miliknya yang dimenangkan saat perang Badar seharga 400 dirham,
uangnya digunakan untuk mempersiapkan pesta pernikahannya. Upacara yang
amat sederhana, mencontohkan perlunya perayaan pernikahan tanpa
jor-joran dan serba pamer.
Fatima hampir berusia 18 tahun ketika menikah dengan Ali. Sebagai mahar
ia memperoleh sebuah tempat air dari kulit, sebuah kendi dari tanah,
sehelai tikar, dan sebuah batu gilingan jagung.
Kepada putrinya, Nabi saw berkata: "Anakku, aku telah menikahkanmu
dengan seorang laki-laki yang kepercayaannya lebih kuat dan lebih tinggi
dari orang lainnya, dan seorang yang menonjol dalam hal moral dan
kebijaksanaan".

Kehidupan perkawinan Fatima berjalan lancar dalam bentuknya yang sangat
sederhana, gigih dan tidak mengenal lelah. Ali bekerja keras tiap hari
untuk mendapatkan nafkah, sedangkan istrinya bersikap rajin, hemat dan
berbakti. Fatima melaksanakan tugas-tugas rumah tangga seperti
menggiling jagung dan mengambil air dari sumur. Pasangan suami-istri ini
terkenal saleh dan dermawan. Mereka tidak pernah membiarkan pengemis
melangkah dari pintunya tanpa memberikan apa saja yang mereka punyai, meskipun
mereka sendiri masih lapar.
Sifat penuh perikemanusiaan dan murah hati yang terletak pada keluarga
Nabi saw tidak banyak tandingannya. Di dalam catatan sejarah manusia,
Fatima Az-Zahra terkenal dengan kemurahan hatinya.

Pada suatu waktu, seorang dari suku bani Salim yang terkenal kampiun
dalam praktek sihir datang kepada Nabi saw melontarkan kata-kata makian.
Tetapi Nabi saw menjawab dengan lemah-lembut. Ahli sihir itu begitu
heran menghadapi sikap luar biasa ini, hingga ia memeluk agama Islam. Nabi
lalu bertanya: "Apakah anda berbekal makanan?", Jawab orang itu:
"Tidak", Maka Nabi saw menanyai muslimin yang hadir disitu: "Adakah orang
yang mau menghadiahkan seekor unta kepada tamu kita ini?" Mu'ad ibn Ibada
menghadiahkan seekor unta. Nabi sangat berkenan hati dan melanjutkan:
"Barangkali ada orang yang bisa memberikan selembar kain untuk menutup
kepala saudara seagama Islam?" Kepala orang itu tidak memakai tutup sama
sekali. Sayyidina Ali langsung melepaskan serbannya dam menaruh di atas
kepala orang itu. Kemudian Nabi saw minta kepada salman untuk membaw
orang itu ke tempat seorang yang dapat memberinya makan karena ia lapar.
Akhirnya Salman pergi ke rumah Fatima, setelah mengetuk pintu Salman
memberi tahu maksud kunjungannya. Dengan mata berlinang putri Nabi ini
mengatakan bahwa di rumahnya tidak ada makanan sejak 3 hari yang lalu.
Namun ia enggan menolak seorang tamu, tuturnya: "Saya tidak dapat menolak
seorang tamu yang lapar tanap memberinya makan sampai kenyang". Fatima
lalu melepas kain kerudungnya dan memberikannya kepada Salman dengan
permintaan agar dibawakan kepada Shamoon seorang yahudi, untuk ditukar
dengan jagung. Salman dan orang yang baru memeluk agama Islam itu sangat
terharu. Orang yahudi itu pun sangat terkesan atas kemurahan hati putri
Nabi hingga akhirnya ia memeluk agama Islam, dengan menyatakan bahwa
Taurat telah memberitahukan kepada golongannya tentang berita akan
lahirnya sebuah keluarga yang amat berbudi luhur.
Salman balik ke rumah Fatima dengan membawa jagung. Dan dengan
tangannya sendiri Fatima menggiling dan membakarnya menjadi roti. Salman
menyarankan agar Fatima menyisihkan beberapa buah roti untuk anak-anaknya
yang kelaparan, tapi dijawab bahwa dirinya tidak berhak berbuat demikian,
karena telah memberikan kain kerudungnya untuk kepentingan Allah.

Fatima dianugerahi 5 orang anak, tiga putra: Hasan, Husein, Muhsin, dan
2 putri: Zainab dan Ummi Kalsum. Muhsin meninggal dunia waktu masih
kecil.

Fatima merawat luka Nabi saw sepulangnya dari Perang Uhud, FAtima juga
ikut berperang merebut Mekkah, juga ikut Nabi saw melaksanakan iabadah
Haji Wadaq pada akhir tahun 11 Hijriah.
Dalam perjalanan haji terakhir ini Nabi saw jatuh sakit, Fatima tetap
mendampingi beliau di sisi tempat tidur. Ketika itu Nabi saw membisikan
sesuatu kekkuping Fatima yang membuatnya menangis, dan kemudian
membisikan sesuatu lagi yang membuatnya tersenyum.
Setelah Nabi saw wafat Fatima menceritakan kejadian itu kepada Aisyah.
Ayahnya membisikan berita kematiannya, itulah yang membuatnya menangis,
tapi waktu Nabi saw mengatakan bahwa Fatima-lah orang pertama yang akan
berkumpul dengannya di alam baka, maka Fatima menjadi bahagia.

Enam bulan setelah Nabi saw wafat, Fatima meninggal dunia ada usia 28
tahun. Dimakamkan oleh Ali di Janat ul-Baqih, Madinah dengan diantar
duka cita masyarakat luas.

Fatima telah menjadi simbol segala yang suci dalam diri wanita dan pada
konsepsi manusia yang paling mulia. Nabi saw sendiri menyatakan Fatima
akan menjadi 'Ratu segenap wanita yang berada di Surga'.

--dikutip dari buku Seratus Muslim Terkemuka karya Kh. Jamil Ahmad
Penerbit
Pustaka Firdaus Jakarta

0 Response to "Fatima Az-Zahra"

Posting Komentar

    Blog Archive

    About Me