satumed.com - Berbagai merek alat pelindung kini banyak tersedia di pasaran. Tetapi bagaimanakah perkembangan kondom sehingga bisa seperti sekarang ini. Dan bagaimana pemakaian kondom yang benar?
Sejak tahun 1350 SM, terdapat catatan para pria Mesir mengenakan sarung sebagai penutup dekoratif untuk penis mereka. Di abad ke-18, penggunaan kondom menjadi populer untuk perlindungan terhadap infeksi dan kehamilan yang tak diinginkan. Kondom biasanya terbuat dari karet lateks (di sini biasa disebut karet saja) dan dibuat cocok dengan penis yang dalam keadaan tegak (ereksi).
Banyak kondom dilumasi dan/atau diberi obat sebelumnya dengan spermisida (zat kimia yang membunuh sel-sel sperma pada waktu terjadi kontak seksual). Kondom lain yang terbuat dari usus kambing lebih mahal dan mungkin tidak melindungi sebaik yang yang terbuat dari karet dalam mencegah Penyakit akibat Hubungan Seksual (PHS). Kondom dirancang untuk menjaga agar semen (cairan sperma) tidak memasuki vagina wanita.
Untuk memaksimumkan manfaat perlindungan kondom, alat ini harus digunakan dengan benar. Kondom biasanya hadir tergulung dalam kemasan. Alat ini dapat dibuka sampai sekitar 18,5 cm, walau seseorang tidak boleh membukanya sampai saat hendak menggunakannya. Di bagian pangkal kondom, terdapat cincin dengan diameter sekitar 3 cm untuk mencegah kondom terlepas ketika dikenakan. Ujung yang tertutup seringkali memiliki puting penampung yang menangkap semen dan membantu mencegah kondom pecah.
Kondom lateks berkualitas tinggi memiliki angka kegagalan 1-2%, yang berarti bahwa seseorang yang memakai kondom mempunyai kemungkinan kondom tersebut pecah, bocor, berlubang, atau terlepas sebanyak sekali atau dua kali setiap 100 kali pemakaian. Oleh karena itu, dengan menghindari melakukan hubungan seks bebas yang sebenarnya betul-betul efektif dalam mencegah PHS.
Untuk menggunakan kondom dengan benar, pencet ujungnya (puting) untuk mengeluarkan udara sebelum menempatkannya di kepala penis. Ruang yang dikempeskan ini adalah tempat dimana ejakulat akan terkumpul dan hal ini juga akan mengurangi risiko terjadinya kebocoran kondom. Gulung kondom menuruni batang penis yang sedang ereksi, tutupi kulit sebanyak mungkin (banyak PHS bisa menular dari kontak kulit ke kulit, bahkan bila tidak ada luka atau ruam terbuka). Kondom harus disarungkan pada saat ereksi sebelum terjadi hubungan seksual, karena sering terjadi kebocoran sejumlah kecil semen dari penis yang dirangsang sebelum ejakulasi.
Bila anda tidak memakai kondom yang dilumasi, anda harus menaruh jeli atau spermisida ke dalam kondom begitu kondom telah dipakai pada saat ereksi. JANGAN PERNAH memakai Vaseline (jeli petroleum) pada kondom karena dapat melarutkan lateks. Ketika menarik keluar penis yang tertutup kondom dari vagina, pastikan untuk memegang pangkal (cincin) kondom untuk mencegahnya tergelincir dan menumpahkan sperma ke selaput lendir. Dalam kasus tumpahan yang tidak disengaja di sekitar atau di dalam vagina, masukkan krim spermisid dan jeli, atau busa dengan lembut ke dalam dan sekitar vagina. Jangan mencucinya.
Kondom bisa dibeli di apotek manapun, dan biasanya hadir dalam kemasan 3 -12 buah per set.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Kondom pernah dipakai sejak 1350 SM"
Posting Komentar